REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Bank Indonesia wilayah Riau menyatakan perputaran uang pada sektor perkebunan kelapa sawit di provinsi tersebut mencapai Rp5 triliun per bulan.
Asisten Direktur Perwakilan BI Riau Muhammad Abdul Madjid Ikram di Pekanbaru, Senin mengataka, nilai perputaran uang tersebut masih dapat dioptimalkan.
"Dari kajian yang kami lakukan menyebutkan sektor perkebunan kelapa sawit masih dapat dioptimalisasikan dan perputaran uang pada sektor itu relatif tinggi," katanya.
Selain itu, lanjutya, jumlah uang yang beredar di sektor itu, belum termasuk perputaran uang dari hasil turunan sawit seperti minyak goreng dan komoditi lainnya belum dihitung BI.
Menurut dia, perhitungan tersebut didapatkan berdasarkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berlaku dikalikan dengan produksi serta luas perkebunan kelapa sawit di Riau yang lebih dari 2 juta hektare.
Produksi TBS dan minyak sawit mentah (CPO) di provinsi itu pada 2012 diperkirakan masing-masing sebesar 36,72 juta ton dan 7,34 juta ton. Jika perhitungan menggunakan kurs tengah rupiah terhadap dolar AS tahun 2012 dan 2013 maka didapat angka Rp9.800 serta Rp11.800.
Asumsi harga rata-rata TBS selama kurun waktu tahun 2012 serta 2013 relatif beda tipis yakni Rp1.390 per kilogram dan Rp1.358 per kilogram, sedangkan harga CPO mencapai 934 dollar AS dan 751 per metrik ton.
"Sehingga pendapatan kotor dari tandan buah segar selama tahun 2012 dan tahun 2013 masing-masing mencapai sebesar Rp51,037 triliun serta Rp49,862 triliun," katanya.
Sedangkan pendapatan kotor dari hasil produksi minyak sawit mentah pada kurun waktu yang sama adalah Rp67,21 triliun dan Rp65,076 triliun.
"Jika dibagi 12 bulan, maka pendapatan kotor dari TBS pada 2012-2013 masing-masing mencapai Rp4,25 trilun dan Rp 4,15 trilun per bulan, serta untuk CPO rata-rata per bulan mencapai Rp5,6 triliun dan Rp5,4 triliun," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Riau menyebutkan, luas dan produksi perkebunan kelapa sawit tahun 2012 yang dikumpulkan dari dinas perkebunan menunjukkan adanya perubahan luas areal tanaman.
"Khusus luas areal perkebunan kelapa sawit jadi 2.372.402 hektare, dari tahun sebelumnya hanya sekitar 2,2 hektare," kata Kepala BPS Riau, Mawardi Arsyad.