REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berniat memaksimalkan potensi sektor perikanan dan kelautan. Caranya dengan bermitra dengan pemerintah dan juga para nelayan tradisional di tingkat hulu.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan, Yugi Prayanto mengatakan peluang mengembangkan sektor perikanan masih sangat besar, terutama di daerah. Produk perikanan masih bernilai jual tinggi dan menjadi andalan ekspor.
"Contohnya ikan kerapu, bawal bintang dan kakap putih masih banyak diminati pasar luar negeri," katanya ditemui di Menara Kadin, Rabu (15/1).
Untuk saat ini, Kadin memprioritaskan sektor perikanan budidaya dibandingkan perikanan tangkap. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, perikanan budidaya menghasilkan potensi yang lebih besar.
Sebagai langkah awal, Kadin akan berinvestasi mengembangkan budidaya udang vanamae di Karawang. Komoditas udang dipilih karena harganya sedang tinggi, mencapai Rp 90 ribu per kilogram (kg). Investasi untuk komoditas ini mencapai Rp 500 juta per hektare (ha).
Selanjutnya, investasi juga dilakukan di Batam untuk produk ikan laut seperti kerapu atau ikan bawal bintang. Kedepannya, Kadin berharap ada penguatan kerjasama dengan melibatkan peran Kading-kadin daerah. "Permintaan untuk kerapu dan bawang bintang cukup besar di Singapura," katanya.
Sejauh ini Kadin masih akan berkonsentrasi menggarap wilayah Sumatera dan Jawa, belum menyentuh Indonesia bagian Timur. Meskipun potensi perikanan di Indonesia bagian Timur sangat besar, namun biaya operasional termasuk ongkos angkut juga tinggi.
Pengembangan ini nantinya digarap melalui koperasi dan Perseroan Terbatas. Investor awal diharapkan datang dari anggota Kadin terlebih dahulu. Sedangkan pola koperasi dipilih untuk meminimalisasikan konflik sosial yang mungkin muncul, sekaligus mengembangkan tingkat hulu.
Pada tahun lalu, Kadin mencatat nilai ekspor hasil perikanan mencapai 4,16 miliar dollar AS, lebih kecil dari yang ditargetkan sebelumnya 4,5 miliar dollar AS. Sementara itu, pemerintah juga menargetkan nilai ekspor sebesar 5,65 miliar dollar AS tahun ini.
Ketua Komite Tetap Penelitian dan Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin, Erwin Hartono Suminto mengatakan telah terjadi stagnasi di sektor penangkapan ikan.
Hal ini yang menyebabkan target tahun lalu tidak tercapai. Kadin bersama pemerintah akan fokus menaikkan nilai tambah di budidaya untuk mendongkrak volume ekspor.
Selama ini pengembangan masih terkendala banyak faktor, seperti minimnya pengawasan dan masih ada penangkapan ikan yang berlebihan. Selain itu, pelaku usaha diharapkan berkontribusi untuk pengadaan pembiayaan, pembibitan dan infrastruktur pendukung.