Senin 13 Jan 2014 15:19 WIB

Hatta Tak Tahu PGN Diakuisisi Pertamina

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Hatta Rajasa
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dikabarkan segera menyelesaikan akuisisi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Caranya dengan menggabungkan (merger) anak perusahaannya yaitu PT Pertagas dengan PGN. 

Langkah ini dikabarkan telah disetujui pemerintah, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meskipun begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut, penggabungan Pertagas dan PGN belum pernah dibahas dalam rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian. "Belum pernah dibahas. Saya tidak bisa berkomentar setuju atau tidak setuju," ujar Hatta di kantornya, Senin (13/1).

Saat ditanya apakah merger ini menguntungkan, Hatta mengatakan, ia belum bisa berkomentar karena belum dibahas. "Saya nggak bisa komentar bagus atau gak bagus," kata dia.  

Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai aksi korporasi dua perusahaan yang bergerak di bidang gas ini memiliki pengaruh yang besar. Terlebih, PGN telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Tentu akan memengaruhi pemegang saham. Mereka tentu bertanya. Oleh sebab itu, segala sesuatu harus dipikirkan dengan cermat. Hati-hati sebelum mengambil keputusan. Nggak gebyah uyah (generalisir atau menyamaratakan)," kata pria berambut perak ini. 

Seperti dilansir antara, Ahad (12/1), pemerintah dikabarkan menyetujui opsi Pertamina mengakuisisi PGN. Akuisisi ini dikabarkan memerlukan waktu selama delapan bulan. Pertamina menilai, penyatuan PGN akan memberikan tambahan keuntungan bagi negara sebesar 2-3 miliar dolar AS per tahun dari pengurangan biaya bahan bakar pembangkit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement