REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Standard Chartered Bank menandatangani perjanjian kerja sama senilai 800 juta dolar AS untuk mendukung pembiayaan jaringan distribusi di Asia, yang ditujukan untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
"ADB bangga dapat menandatangani perjanjian kerja sama dengan Standard Chartered untuk menutupi kesenjangan pasar dalam mendukung pembangunan dan penciptaan lapangan kerja di Asia," kata Pembiayaan Perdagangan ADB, Steven Beck dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (10/1).
Kerja sama tersebut merupakan yang pertama setelah ADB meluncurkan program pembiayaan jaringan distribusi beberapa waktu lalu. Perjanjian kerja sama itu diharapkan dapat membiayai lebih dari 800 juta transaksi jaringan distribusi, dimana sebagian besar akan dinikmati oleh pelaku yang memasok bahan baku kepada perusahaan-perusahaan besar, baik untuk produksi barang setengah jadi maupun barang jadi, dan juga untuk penjualan ritel.
Dalam perjanjian kerja sama itu, ADB dan Standard Chartered akan berbagi risiko dalam transaksi. Hal ini akan mendukung pembangunan jaringan distribusi di Asia, termasuk juga antara Asia dengan kawasan lain di dunia. "Kesenjangan pasar untuk pembiayaan jaringan distribusi memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, oleh karena itulah ADB memasuki wilayah ini," ungkap Steven Beck.
Menurut dia, ADB bangga dapat menandatangani perjanjian kerja sama dengan Standard Chartered untuk menutupi kesenjangan pasar dalam mendukung pembangunan dan penciptaan lapangan kerja di Asia. Didukung dengan penilaian kredit AAA, program dari ADB itu melengkapi kesuksesan program pembiayaan perdagangan atau Trade Finance Program (TFP).
Berbeda dengan inisiatif TFP, dimana kesenjangan pasar ditutupi dengan penyediaan jaminan dan pinjaman dari bank, program supply-chain finance (SCF) akan mengambil resiko komersial perusahaan dan meningkatkan likuiditas dalam jaringan distribusi.
Global Head, Liability & RWA Management Standard Chartered Joshua Cohen menyatakan senang dapat bekerja sama dengan ADB dalam program berbagi risiko untuk jaringan distribusi yang pertama. "Kerja sama ini sebagai bukti atas kekuatan pembiayaan perdagangan dan komitmen kami dalam mendukung jalur perdagangan, yang merupakan urat nadi dari ekonomi global," katanya.
Sebagai bagian dari inisiatif global Clinton atau Clinton Global Initiative, Standard Chartered juga telah memiliki komitmen untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada UKM sebesar 45 persen untuk pasar Asia, Afrika dan Timur Tengah dalam kurun waktu lima tahun. Selanjutnya, penandatangan kerjasama itu merupakan salah satu bukti komitmen untuk terus menyalurkan kredit kepada UKM, sebuah sektor yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di negara-negara dimana Standard Chartered beroperasi.