Jumat 10 Jan 2014 06:27 WIB

Harga Minyak New York Capai Terendah Delapan Bulan

Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak New York mencapai posisi terendah delapan bulan pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena tingginya persedian minyak mentah dan produk minyak di AS menunjukkan bahwa pasokan terus melebihi permintaan.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 67 sen menjadi berakhir di 91,66 dolar AS per barel, sebuah tingkat yang terakhir terlihat pada 1 Mei tahun lalu.

Di London, minyak mentah Brent North Sea mengikutinya, kehilangan 76 sen menjadi menetap di 106,39 dolar AS per barel.

Badan Informasi Energi AS pada Rabu melaporkan bahwa meski stok minyak mentah jatuh moderat, mereka (stok) tetap sangat tinggi.

Persediaan bensin atau bahan bakar minyak naik sebesar 6,2 juta barel, jauh di atas 2,0 juta barel konsensus perkiraan para analis.

"Ini sepertinya menjadi terhuyung-huyung dari laporan kemarin," kata Matt Smith dari Schneider Electric tentang jatuhnya harga.

"Produksi sedang melonjak pada tertinggi dalam beberapa dekade, dan dengan produk-produk tidak menunjukkan banyak kekuatan."

Bart Melek dari TD Securities mengatakan minyak mentah turun karena "mengantisipasi banyaknya produksi dari produksi baru di AS sendiri."

"Lebih banyak pasokan juga berasal dari Timur Tengah," tambahnya.

Harga minyak cenderung menghadapi tekanan lebih lanjut, karena produksi Libya naik menjadi 546.000 barel per hari dari 250.000 barel per hari sebelumnya.

Meskipun terjadi peningkatan produksi, para analis tidak memperkirakan Libya akan segera kembali ke tingkat produksi sebelumnya 1,4 juta barel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement