Selasa 07 Jan 2014 17:55 WIB

SKK: Gas Masuk Kilang Senoro Mulai 2015

SKK Migas
Foto: Migas
SKK Migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan pasokan gas akan mulai masuk ke Kilang LNG Senoro, Sulawesi Tengah, pada 2015-2016.

Kepala Humas SKK Migas Elan Biantoro di Jakarta, Selasa, mengatakan dua blok yang memasok gas ke Kilang Senoro yakni Senoro-Toili dan Matindok belum berproduksi pada 2014.

"Belum 'on stream' tahun ini," katanya.

Blok Senoro Toili dioperasikan Joint Operating Body (JOB) PT Pertamina Hulu Energi-PT Medco EP Indonesia dan Matindok digarap PT Pertamina EP.

Senoro ditargetkan memasok 350 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan Matindok 85 MMSCFD.

Elan mengatakan, Blok Senoro Toili baru memproduksi minyak pada 2014. Blok tersebut direncanakan memproduksi minyak 250 barel per hari dan gas ikutan 8 MMSCFD. "Senoro baru minyaknya, gas belum," ujarnya.

Manajer Humas Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan, awalnya, Matindok ditargetkan produksi 2014.

"Namun, berdasarkan perkembangan terakhir, dari 'plot' porsi suplai gas, 'impurities', dan fasilitas penyimpanan masih ada yang harus disiapkan, sehingga rencana 'engineering' dan operasinya masih perlu didalami lagi," katanya.

Pertamina EP memperkirakan Matindok berproduksi awal 2015.

Elan menambahkan, penyelesaian Kilang Senoro tidak terlalu bergantung produksi hulu. "Kilang harus selesai dulu, sehingga begitu gas produksi sudah langsung masuk," ujarnya.

Proyek Kilang Senoro berkapasitas 2,1 juta ton per tahun dimiliki PT DSLNG.

Hingga Oktober 2013, konstruksi fisik kilang sudah 83 persen.

Hampir seluruh fasilitas utama kilang seperti tangki penyimpanan LNG, "main heat exchanger", dan "scrub column" telah terpasang.

Pada 2014, kilang akan masuk ke pengerjaan elektrikal.

DSLNG sudah menandatangani perjanjian jual beli LNG dengan tiga pembeli selama 13 tahun sejak 2014.

Ketiga pembeli adalah Chubu Electric Power Inc, Jepang dengan volume satu juta ton per tahun, Kyushu Electric Power Co Inc, Jepang sebesar 300 ribu ton per tahun dan Korea Gas Corporation (Kogas) 700 ribu ton per tahun.

Selain LNG, gas yang diproduksikan Senoro dan Matindok dimanfaatkan di dalam negeri untuk pabrik pupuk milik PT Panca Amara Utama dan pembangkit PT PLN (Persero).

Pemegang saham DSLNG adalah Sulawesi LNG Development Ltd 59,9 persen, PT Pertamina Hulu Energi 29 persen, dan PT Medco LNG Indonesia 11,1 persen.

Sulawesi LNG merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki Mitsubishi Corporation 75 persen dan Kogas 25 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement