REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencopot Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan.
Menurut Direktur Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi, apabila pucuk pimpinan tertinggi Pertamina itu dicopot, akan menjadi sikap tegas dalam sejarah kepemimpinan Presiden SBY."Dan citra partainya kemungkinan naik lagi di mata publik," ujar Uchok dalam keterangan pers yang diterima, Senin (6/1).
Menurut Uchok, pencopotan itu tidak hanya terkait dengan kenaikan elpiji tabung 12 kg. Alasan Seknas FITRA antara lain buruknya manajemen pengelolaan keuangan Pertamina.
Berdasarkan hasil audit BPK Semester I 2013, ditemukan penyimpangan anggaran Rp 1.217.732.200.000 dan 353.547.930 dolar AS dengan 398 kasus. "Jadi selama ini, manajemen pengelolaan keuangan PT Pertamina tidak pernah diperbaiki," kata Uchok.
Lebih lanjut, Uchok mengatakan Pertamina seharusnya tidak perlu menaikkan elpiji 12 kg. Hal tersebut disebabkan klaim kerugian Rp 7,7 triliun pada 2011-2012, dapat ditutupi dari laba bersih Pertamina 2012 Rp 26,6 triliun. Belum lagi, Pertamina mendapat subsidi dari APBN kepada tabung elpiji 3 kg 2012 sebesar Rp 31,5 triliun dan 2014 sebesar Rp 36,7 triliun.
"Tapi, sekarang belum jelas pertanggung jawaban uang subsidi tersebut. Kenaikan elpiji tabung 12 kg sangat merugikan masyarakat. Kerugian masyarakat bisa dilihat dari kenaikan bahan-bahan pokok lainnya," papar Uchok.