REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Para investor Jerman tertarik berinvestasi mengembangkan perkebunan karet di Provinsi Bangka Belitung (Babel), karena mereka menilai potensi komoditas tersebut cukup menjanjikan untuk dikembangkan di daerah itu.
"Dalam waktu dekat ini, delegasi dari Liechtenstein (Jerman) tersebut akan mensurvei lokasi untuk dijadikan perkebunan karet di Kabupaten Bangka dan Bangka Barat," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Babel, Noviar di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan, pada pertemuan delegasi Babel dengan investor negara bagian Liechtenstein, mereka tertarik membangun perkebunan karet sekaligus pabrik pengolahan industri karet produk setengah jadi dan produk jadi.
"Apabila kerja sama ini terwujud tentu akan meningkatkan kualitas karet dan mengurangi angka pengangguran karena kebutuhan tenaga kerja di perusahaan ini sangat besar," ujarnya.
Ia mengatakan, potensi perkebunan karet dan pengolahan karet mentah menjadi produk setengah jadi sangat menjanjikan karena masih banyak lahan-lahan kosong untuk dijadikan lahan produktif dan tingginya produktivitas karet petani.
"Produksi karet petani mencapai 93 ribu ton per tahun tersebar di enam kebupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang," ujarnya.
Menurut dia, hadirnya investor pengelolaan karet menjadi produk setengah jadi ini, tentu harga karet di pasaran lokal akan semakin tinggi, sehingga minat petani untuk mengembangkan perkebunan karet akan ikut terpacu.
"Pada kegiatan survei lokasi nanti, kami berharap Pemerintah Kabupaten Bangka dan Bangka Barat memberikan pelayanan dan informasi yang dibutuhkan investor, sehingga mereka menjadi lebih tertarik menanamkan modalnya untuk mengembangkan potensi perkebunan karet yang akan menguntungkan masyarakat di daerah itu," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk memudahkan investor membangun pabrik pengolahan karet nanti, Pemprov Babel juga telah menyediakan lahan kawasan industri lahan seluas 13.963,07 hektare yang tersebar di kabupaten/kota.
Dari total luas lahan 13.963,07 hektare tersebut tersebar di beberapa daerah yaitu kawasan industri Air Kelik seluas 2.000 hektare, Jelitik 282,64 hektare, Sadai 5.000 hektare, Pongok 578,74 hektare.
Selanjutnya, kawasan industri Tanjung Batu seluas 5.000 hektare, Ketapang seluas 422 hektare dan daerah cadangan pengembangan industri lainnya seluas 481,69 hektare.
"Lahan kawasan industri ini merupakan salah satu upaya pemerintah memberikan kemudahan untuk investor mengelola SDA dengan optimal, sehingga mempercepat petumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.