Jumat 20 Dec 2013 21:25 WIB

Investor Jepang Minta RI Benahi Infrastruktur

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Hazliansyah
Hatta Rajasa
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memimpin delegasi Pemerintah Indonesia menemui delegasi investor Jepang yang dipimpin mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (20/12). 

Dalam keterangan pers seusai pertemuan, Hatta menegaskan, investor Jepang berkomitmen untuk menempatkan Indonesia sebagai investasi utama. Hal tersebut selaras dengan hasil studi yang dilakukan JBIC (Japan Bank for International Cooperation).

"Dari studi itu, seluruh pengusaha Jepang menyebut Indonesia tempat investasi yang baik bagi mereka ditinjau dari berbagai macam aspek," ujar Hatta. 

Meski begitu, investor Jepang meminta pemerintah agar bersungguh-sungguh memperhatikan pembenahan infrastruktur. Sebab, kelemahan infrastruktur, kata Hatta, akan menghambat pengembangan industri-industri manufaktur Jepang di Indonesia. 

Dalam kesempatan yang sama Hatta menyampaikan, Toyota telah memindahkan produksi Vios dari Thailand ke Indonesia.  Hatta yang mengutip pernyataan Chairman of Board Toyota Motor Corporation Takeshi Uchiyamada, mengatakan, kebutuhan spare part akan semakin banyak dan perlu didukung perusahaan lokal Tanah Air sekira 60 persen kebutuhan. 

"Namun tadi dikatakan, Uchiyamada, perusahaan lokal kita masih kalah bersaing dari sisi harga dengan Thailand," ujar Hatta. Jika tidak berbenah diri maka Thailand bisa saja merebut pasar tersebut.

"Oleh karena itu, saya berjanji untuk mendukung perusahaan lokal Indonesia agar mereka lebih kompetitif," lanjut Hatta.

Pemerintah berjanji akan meningkatkan skill pekerja agar produktivitas meningkat. Pun dengan biaya-biaya logistik yang membebani dunia usaha. 

"Indonesia memiliki masa depan industri otomotif yang akan memasok pasaran regional," kata Hatta.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi dari Jepang mencapai 3,6 miliar dolar AS atau 17,2 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA). 

"Ke depan, dipastikan akan melampaui 3,6 miliar dolar AS karena perusahaan yang investasi mulai ancang-ancang. Sudah banyak yang on the pipe line," demikian Hatta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement