Selasa 03 Dec 2013 15:11 WIB

Samsung Lebih Royal Daripada Apple dan Microsoft

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Samsung
Foto: dailymobile
Samsung

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Siapa yang tidak pernah mendengar nama Samsung? Seluruh umat manusia di dunia ini pasti pernah berurusan dengan produk milik perusahaan yang berbasis di Korea Selatan tersebut. Perusahaan ini terkenal dengan strateginya bisnisnya yang royal dengan promosi.

Tahun ini, Samsung diprediksi menghabiskan dana sebesar 14 miliar dolar AS hanya untuk promosi. Nilai ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah. Bahkan, nilai promosi perusahaan pembuat smartphone ini bahkan melebihi produk domestik bruto negara Islandia.

Berdasarkan data dari Thomson Reuters, Samsung bakal menghabiska 5,4 persen dari total pendapatannya untuk promosi dan iklan. Nilai ini melebihi promosi dan iklan yang dikeluarkan 20 perusahaan top dunia.

Dikutip dari laman International Business Times, Selasa (3/12), rival Samsung, Apple Inc, hanya menghabiskan 0,6 persen pendapatannya untuk keperluan iklan dan promosi. Nilai tersebut setara 1 miliar dolar AS.

Microsoft hanya mengeluarkan 2,5 miliar dolar AS untuk promosi dan iklan. Sedangkan Coca Cola Company menghabiskan 3 miliar dolar AS untuk promosi sepanjang 2012.

Meskipun melakukan promosi yang gencar, harapan Samsung sebagai perusahaan dengan penjualan terbesar masih jauh dari kenyataan. Forbes menempatkan Samsung di urutan ke-9 untuk brand yang paling bernilai. Samsung masih kalah dari Intel, Google, dan IBM.

Samsung tidak hanya kalah dalam kepopuleran brand, tetapi juga pada penyediaan sistem jaringan nirkabel. Samsung menempati urutan ke-5 dalam penyedia long term evolution (LTE) dengan pertumbuhan pendapatan jaringan sebesar 44,6 persen. Pangsa pasar Samsung hanya 9,5 persen.

Perusahaan Korea ini kalah dari perusahaan asal Cina, Huawei yang menguasai 28,1 persen pangsa pasar LTE. Abi Research menunjukan pangsa pasar Huawei berhasil menyalip Ericsson yang selama ini unggul dalam jaringan nirkabel. "Huawei berhasil bangkit meskipun di kuartal sebelumnya pangsa pasarnya turun," ujar analis Abi Research, Nick Marshall.

Peringkat Samsung tidak berubah dari kuartal sebelumnya meskipun berhasil mencetak pertumbuhan paling tinggi dibandingkan dengan perusahaan penyedia jaringan lain. Tampaknya usaha Samsung untuk menjadikan perusahaannya dikenal di seluruh dunia masih kurang berhasil. Samsung sepertinya perlu mengeluarkan lebih banyak dana untuk promosi dan iklan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement