REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pada Oktober 2013 turun 8,9 persen year on year (yoy) menjadi 15,67 miliar dolar AS dari 17,21 miliar dolar AS. Penurunan impor didorong oleh penurunan pada impor bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Kepala BPS, Suryamin, mengatakan impor nonmigas Oktober 2013 mencapai 12,2 miliar dolar AS, turun 8,81 persen yoy. Impor migas Oktober 2013 mencapai 3,47 miliar dolar AS, turun 9,25 persen yoy. Nilai impor non migas terbesar adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 2,4 miliar dolar AS.
Dibandingkan dengan September 2013, impor Oktober 2013 naik 1,06 persen. Meningkatnya impor disebabkan oleh peningkatan nilai impor non migas sebesar 3,45 persen dari 11,79 miliar dolar AS menjadi 12,2 miliar dolar AS. Nilai impor migas menurun sebesar 6,51 persen dari 3,72 miliar dolar AS menjadi 3,47 miliar dolar AS. Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor minyak mentah dan hasil minyak masing-masing sebesar 6,62 persen dan 4,18 persen. Impor gas pun turun 24,77 persen.
Sementara itu, total impor Januari-Oktober 2013 mencapai 156,02 miliar dolar AS atau turun 1,98 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan dipicu oleh impor non migas sebesar 4,4 persen menjadi 118,92 miliar dolar AS. Sedangkan impor migas mengalami kenaikan sebesar 6,69 persen.
Menurut penggunaan barang, impor terbesar adalah bahan baku. Dari Januari-Oktober 2013, impor bahan baku memiliki porsi sebesar 118,78 miliar dolar AS atau 76,13 persen dari total impor. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 116,27 miliar dolar AS atau 73,04 persen. "Ini masih punya multiplier effect terhadap sektor industri. Masih bisa diolah jadi barang jadi untuk domestik atau diimpor kembali," ujar Suryamin, Senin (2/12).
Impor barang modal menurun dari 31,86 miliar dolar AS pada 2012 menjadi 26,4 miliar dolar AS pada 2013. Porsinya pun menurun dari 20,02 persen menjadi 16,92 persen. Penurunan juga terjadi pada impor barang konsumsi, yakni dari 11,05 miliar dolar AS pada 2012 menjadi 10,85 miliar dolar AS pada 2013. Namun, porsinya meningkat tipis dari 6,94 persen menjadi 6,95 persen.
Negara pemasok impor non migas terbesar masih ditempati oleh Cina dengan nilai 24,67 miliar dolar AS atau 20,75 persen dari total impor. Negara kedua adalah Jepang dengan nilai 16,03 miliar dolar AS atau 13,48 persen. Thailand berada di urutan ketiga dengan total nilai sebesar 9,21 miliar dolar AS atau 7,75 persen dari total impor.