Ahad 01 Dec 2013 12:48 WIB

Begini Upaya Turki Majukan Keuangan Syariah

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bendera Turki
Bendera Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki telah membuat kemajuan baik di bidang perbankan partisipasi (syariah). Namun upaya Turki memajukan sektor keuangan syariah lainnya seperti asuransi dan pasar modal syariah masih sangat panjang.

Mitra Perbankan Syariah Global Ernst & Young, Ashar Nazim mengatakan setelah mengembangkan perbankan syariah, Turki hendak memajukan asuransi dan pasar modal syariah. Pada 2012, volume perbankan syariah Turki sekitar 40 miliar dolar AS. 

Pemerintah Turki menargetkan peningkatan aset lima kali lipat pada 2023 menjadi 200 miliar dolar AS. "Ini adalah target ambisius. Langkah-langkah tepat harus disiapkan Turki," kata Nazim seperti dikutip Hurriyet Daily News, beberapa waktu lalu. 

Dia menyebut, tantangan dan peluang bagi Turki adalah memahami dan menentukan bagaimana Turki dapat menjadi modal intelektual keuangan syariah dunia. Pasalnya, tahap pembangunan keuangan syariah adalah pada inovasi.

Ada tiga prioritas utama yang harus diselesaikan Turki untuk mengembangkan sistem keuangan syariah. "Prioritas pertama adalah regulasi," ujarnya.

Kejelasan peraturan sangat penting demi menarik investor. Saat ini tidak ada  aturan khusus bagi bank syariah di Turki sehingga menghambat pertumbuhan sektor tersebut. Hal ini juga menyebabkan Turki kesulitan mencari celah mengembangkan asuransi dan pasar modal syariah. 

Prioritas kedua adalah sisi penawaran. Nazim berujar, Turki harus membangun lembaga keuangan untuk mencapai target 2023.

"Turki memerlukan sekitar tujuh hingga sepuluh bank syariah. Mereka harus dibuat dalam 18 sampai 24 bulan. Setiap keterlambatan akan melambatkan industri juga," ucapnya. Saat ini ada empat bank syariah telah beroperasi di Turki, yaitu Bank Asya, Turkiye Finans, Albaraka Turk dan Kuveyt Turk. 

Menurut Nazim, menciptakan lembaga baru di bidang perbankan, asuransi dan pasar modal syariah sangat diperlukan. Turki juga harus mendirikan lembaga sub sektor lain seperti perusahaan //leasing// dan manajemen syariah.

Prioritas terakhir, kata Nazim adalah menciptakan bakat. Sumber Daya Insani (SDI) harus dikembangkan untuk meningkatkan industri keuangan syariah. "Keuangan syariah bisa menjadi kesempatan besar untuk menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement