Kamis 28 Nov 2013 13:44 WIB

Indonesia Perjuangkan Sawit Menjadi Komoditas Ramah Lingkungan

Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah terus memperjuangkan agar kelapa sawit lolos sebagai komoditas ramah lingkungan agar dapat diperdagangkan lebih luas di dunia sehingga mendukung kepentingan ekonomi nasional dan pengembangan industri sektor tersebut.

Presiden saat memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke-9 di Bandung, Kamis (28/11), dalam pertemuan APEC 2012 di Vladivostok Rusia, Indonesia memperjuangkan agar kelapa sawit lolos sebagai komoditas ramah lingkungan. "Saya sampaikan Indonesia harus fleksibel, memberikan beberapa hal dalam negosiasi itu tapi dengan catatan jangan sampai kelapa sawit ditolak dan dianggap sebagai produk yang tidak bisa diterima oleh dunia, sayaratnya itu," kata Presiden.

"Waktu itu katanya, oke kelapa sawit akan dipertimbangkan lolos dari enviromental goods, saya ikuti masih ada hambatan, di sana sini, dan tentunya tahun depan itu kita akan ada target dimana ada solusi yang baik untuk kelapa sawit," tambah Presiden.

Presiden memastikan pemerintah akan terus berupaya agar kelapa sawit dapat lolos. "Kita harus mengejar dan kita harus fight kalau memang ada ketidakadilan terhadap pengaturan komoditas yang diperdagangkan secara internasional," kata Presiden.

Kepala Negara juga menyerukan agar para pemangku kepentingan industri kelapa sawit bersinergi sehingga dapat mengatasi berbagai masalah dan berkembang kuat di masa depan untuk kepentingan ekonomi nasional. Presiden juga meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bersinergi dengan para pengusaha kelapa sawit. Selain itu, para pengusaha kelapa sawit juga melibatkan lembaga swadaya masyarakat, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ia berharap agar kritik dan koreksi terkait masalah lingkungan yang disampaikan oleh lembaga swadaya dijadikan dasar upaya untuk perbaikan. Namun bila upaya perbaiakn dilaksnakan sehingga tidak ada lagi ada masalah, Presiden mengharapkan LSM juga memberitakan kepada dunia.

"Kalau ada kurangnya silahkan dikritik, tapi kalau ada perbaikan, dan kemudian kelapa sawit kita tidak merusak lingkungan mereka terus terang berkata di dunia, bahwa perusahaan kelapa sawit di Indonesia telah melakukan berbagai upaya dan tidak merusak lingkungan dan kemudian tidak takut kalau diembargo, tidak takut untuk dihambat, trade barier," tutur Presiden.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) Joedly Bachrieny mengatakan produksi minyak sawit Indonesia mencapai lebih dari 25 juta ton dengan total area sembilan juta hektare lebih. Menurutnya, industri terkait kelapa sawit mampu menyerap empat juta lebih tenaga kerja dan menghasilakn devisa sebesar 21 miliar dolar AS, terbesar kedua setelah minyak dan gas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement