Selasa 26 Nov 2013 14:47 WIB

Industri Pembiayaan Syariah Berkembang Pesat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan Syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perbankan Syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2012, industri pembiayaan syariah mengalami perkembangan cukup baik. Hal ini terlihat dari perkembangan total aset dan piutang pembiayaan yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Ketua Program Studi Timur Tengah dan Islam (PSTTI) Universitas Indonesia, Mustafa Edwin Nasution mengatakan sampai akhir Desember 2012, nilai total aset perusahaan pembiayaan syariah adalah Rp 22.664,34 miliar. "Pertumbuhannya luar biasa, naik 427,68 persen dari 2011 sebesar Rp 4.295,09 miliar," ucapnya, Selasa (26/11).

Pada akhir 2012, piutang pembiayaan syariah mencapai Rp 19.760,85 miliar, tumbuh signifikan dari 2011 dimana pembiayaan syariah kala itu hanya Rp 3.944,48 miliar. Mustafa menyebut hingga akhir 2012, jumlah perusahaan pembiayaan syariah di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sebanyak 35 perusahaan, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 14 perusahaan.

Meski tumbuh signifikan, namun pembiayaan syariah menunjukkan tren yang terus menurun. Pada Februari dan Maret 2013, pangsa pasar pembiayaan syariah mencapai 10 dan 11 persen. "Tapi pada September 2013, pangsa pasar pembiayaan hanya 4 persen dibanding konvensional 96 persen," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Efrinal Sinaga. Penurunan pangsa pasar tersebut tak lain karena pemberlakuan aturan FTV sejak Januari lalu.

Total aset pembiayaan, baik konvensional dan syariah per September 2013 mencapai Rp 391,6 triliun. Dari jenis produk, ada perbedaan antara pembiayaan konvensional dan syariah. Di pembiayaan konvensional, lebih didominasis pembiayaan mobil sementara di syariah lebih didominasi pembiayaan sepeda motor. Namun dia mengimbau perusahaan pembiayaan syariah agar melakukan inovasi produk. Pada 2014, tren pembiayaan kendaraan bermotor masih bagus, namun ada peluang bagi pertumbuhan pembiayaan pendukung infrastruktur seperti alat berat dan truk.

Dia memprediksi, tahun depan pembiayaan syariah masih tumbuh, namun tidak secemerlang tahun-tahun sebelumnya. "Tumbuh 18 sampai 20 persen," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement