REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) memperoleh pinjaman asing sebesar 121.241.870 dolar AS (sekitar Rp 1,2 triliun) dari Credit Suisse dan Deutsche Bank Cabang London, Inggris.
Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto menjelaskan, untuk mendapatkan dana pinjaman tersebut, pihaknya harus melalui jalan yang panjang. Pihaknya harus mendapatkan izin dari Kementerian BUMN, Badan Penyelenggara Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).
“Setelah mendapat izin, kami akhirnya melakukan negosiasi (peminjaman),” katanya kepada ROL di Surabaya, Senin (25/11) malam.
Diantara para pemberi kredit yang mengajukan pinjaman dana, pihaknya memilih pinjaman dengan bunga kredit terendah. Pinjaman tersebut dilakukan dengan skema Export Credit Agency melalui lembaga asuransi Finnvera asal Finlandia. “Bunga pinjaman sebesar 1,39 persen dengan jangka waktu pembayaran selama 7 tahun,” ujarnya.
Dana pinjaman itu akan digunakan untuk pembiayaan pengadaan 10 unit Ship to Shore Crane (STS) dan 20 unit Automated Stacking Crane (ASC). Kedua alat itu dibuat oleh Konecranes, perusahaan alat berat asal Finlandia dan akan dioperasikan di Terminal Teluk Lamong, Surabaya.
Penandatanganan perjanjian pinjaman itu sendiri telah dilakukan oleh pihak Pelindo III dan bank pada 30 Agustus 2013 lalu. Sedangkan perjanjian pengadaan 10 unit STS dan 20 unit ASC dilakukan oleh Pelindo III dan Konecranes pada 1 Maret 2013. “Alat yang dipesan oleh Pelindo III dari Konecranes sudah mulai dikerjakan dan akan datang secara bertahap mulai Januari tahun 2014 mendatang,” tuturnya.
Dimulai dari 10 unit ASC yang datang dalam bentuk komponen yang selanjutnya akan dirakit di Indonesia dan dilanjutkan dengan kedatangan 5 unit STS secara utuh. Kemudian sisanya yaitu 10 unit ASC dan 5 unit STS lainnya akan dikirim pada tahun 2016 mendatang setelah Terminal Teluk Lamong tahap kedua selesai dibangun.
Saat ini, kata Djarwo, pembangunan Terminal Teluk Lamong sudah mencapai 65 persen. Pihaknya menargetkan Terminal Teluk Lamong benar-benar siap dioperasikan pada September tahun 2014.
Sementara itu Direktur Keuangan PT Pelindo III Wahyu Suparyono mengatakan, pembayaran pinjaman akan dimulai pada Agustus 2015. Pihaknya optimistis dapat membayar pinjaman tersebut. “Pembayarannya setiap enam bulan sekali yaitu sebesar 17,5 juta dolar AS,” tuturnya.