Ahad 24 Nov 2013 00:10 WIB

Wah, Poteni Usaha Kelautan Kepri Rp150 Triliun

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif C. Sutardjo (kedua kanan) dan Seskab Dipo Alam (kanan) mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan di Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Teluk Naga di Tangerang, Banten, Jumat (4
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif C. Sutardjo (kedua kanan) dan Seskab Dipo Alam (kanan) mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan di Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Teluk Naga di Tangerang, Banten, Jumat (4

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memperkirakan nilai potensi usaha kelautan dan perikanan provinsi tersebut mencapai Rp150 triliun per tahun.

"Hasil penelitian yang dilakukan ahli kelautan Provinsi Kepri, termasuk di dalamnya mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Profesor Rokhmin Dahuri menunjukkan bahwa potensi perikanan terutama laut luar biasa besarnya," kata Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri, Syamsul Akbar di Batam, Sabtu.

Namun nilai potensi itu belum digarap sehingga belum memberikan manfaat bagi masyarakat.

Kondisi Kepri yang terdiri dari sekitar 96 persen wilayah laut dan hanya kurang dari empat persen daratan menunjukkan besarnya potensi budidaya kelautan yang besar.

"Dari kawasan perairan Kepri antara 4-12 mil laut terdapat 455.479 hektare lahan perairan yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan laut. Namun saat ini yang dimanfaatkan kurang dari dua persen saja," kata dia.

Ia menghitung jika 30 persen dari potensi tersebut bisa digarap secara baik maka potensi Rp150-200 triliun dari budidaya ikan laut bisa diperoleh Kepri.

"Kami sudah melakukan pendataan. Kami juga akan melakukan zonasi-zonasi agar potensi yang ada bisa dimaksimalkan dan tidak berbenturan dengan kepentingan pemanfaatan lainnya," kata Syamsul.

Syamsul menyatakan Perairan Natuna, Anambas, Lingga menjadi zona paling besar untuk pemanfaatan budidaya tersebut.

Ia menyatakan, hal tersebut juga membutuhkan dukungan peraturan pemerintah sehingga investor yang mau menanamkan modalnya merasa nyaman dan memiliki kepastian hukum.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan Kadin tertarik berinvestasi di bidang kelautan.

"Bisnis bidang budidaya ini memiliki prospek bagus dibanding perikanan tangkap karena lebih visibel, terukur dan terjamin hasilnya. Apalagi jika melihat kebutuhan ikan dunia yang terus meningkat," kata dia.

Ia mengatakan Kadin Indonesia dan Kadin Kepri berminat melakukan kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendirikan percontohan budidaya bawal bintang di Keramba Jaring Apung Balai Budidaya Laut Batam.

"Untuk tahap awal kami akan menabur benih pada 120 keramba jaring apung dengan mengucurkan dana sekitar Rp10 miliar," kata Yugi.

Ketua Kadin Kepri, Soraya Dajaja Kusuma mengatakan, hal tersebut sebagai upaya mendorong pengusaha lain berkecimpung disektor budidaya kelautan.

"Pasarnya sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan Singapura saja akan mampu menyerap produksi sangat besar. Belum lagi kebutuhan dalam negeri," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement