Jumat 22 Nov 2013 11:22 WIB

Pemerintah Harus Cari Sumber Pendanaan Baru

Pembangunan infrastruktur
Foto: Tahta/Republika
Pembangunan infrastruktur

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah dinilai harus mencari sumber pendanaan baru mengingat ekses likuiditas perbankan kini sudah ketat sehubungan pertumbuhan kredit lebih besar dari dana pihak ketiga (DPK) dalam tiga tahun terakhir.

"Ekses likuiditas bank kini tidak banyak lagi karena itu perlu cari cara untuk pendanaan jika ingin pertumbuhan kredit yang lebih besar," kata Managing Director & CEO Bank Mandiri Pahala N Mansury dalam Mandiri Media Training di Yogyakarta, Jumat (22/11).

Menurut Pahala, sumber pendanaan yang mungkin dapat dikembangkan adalah mengembangkan wholesale funding seperti pasar obligasi dan sekuritisasi. Ia menjelaskan, rasio penyaluran kredit (LDR) perbankan nasional hingga September 2013 sekitar 88 persen. Hingga saat ini perbankan masih menjadi sumber utama dana pembangunan.

"Kalau ditambah dengan giro wajib minimum (GWM) yang 8 persen, maka itu totalnya 96 persen. Ekses likuiditas tidak banyak lagi," katanya.

Likuiditas perbankan yang berkurang itu diakibatkan lebih tingginya pertumbuhan kredit dalam tiga tahun terakhir yang sekitar 24 persen dibandingkan dengan pengumpulan DPK yang sekitar 19 persen. Untuk itu bagi kalangan perbankan pada 2014 perlu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit dengan DPK. Pertumbuhan DPK minimal diupayakan sama dengan pertumbuhan kredit 2014 yang diperkirakan 15-17 persen, lebih rendah dibanding 2013.

Tentang mengapa DPK perbankan menurun, Pahala mengatakan, hal itu antara lain disebabkan banyaknya dana domestik yag diparkir di luar negeri dan besarnya dana pemilik modal yang direpatriasi ke negara asalnya. Untuk itu, katanya, pemerintah dan kalangan perbankan perlu menciptakan iklim agar dana-dana seperti itu tetap berada di dalam negeri, sehingga diharapkan bisa menambah DPK.

Pahala juga menyatakan bahwa kondisi umum ekonomi makro dan perbankan pada 2014 masih baik. Namun perlu ada kewaspadaan karena kondisi internal domestik masih mudah terpengaruh eksternal seperti isu penghentian pengucuran likuiditas di AS, serta adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi. "Kita akan kembali ke normal. Selama ini abnormal karena kita dapat banyak uang dari luar," katanya.

Bagi perbankan, katanya, pada tahun depan perlu memperhatikan masalah likuiditas, pengelolaan kredit macet, selektifitas dalam penyaluran kredit, melakukan lindungan nilai dan menjaga pertumbuhan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement