Jumat 22 Nov 2013 06:27 WIB

Kebuntuan Pembicaraan Iran 'Kerek' Harga Minyak Dunia

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada Jumat (22/11) pagi WIB naik didorong beberapa data ekonomi AS yang kuat dan kurangnya terobosan dalam pembicaraan internasional tentang Iran.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 1,59 dolar AS menjadi 95,44 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari melonjak 2,02 dolar AS menjadi 110,08 dolar AS per barel.

Analis mengutip sebuah laporan yang menunjukkan penurunan dalam klaim mingguan pengangguran AS dan data dari penyedia pasar Markit yang menunjukkan meningkatnya aktivitas manufaktur AS pada November.

"Orang merasa bahwa perekonomian sedang sedikit lebih baik," kata Michael Lynch, konsultan energi dari Strategic Energy and Economic Research. "Orang-orang berpikir berita-berita yang keluar akan lebih bearish."

"Pasar memang melihat seperti beberapa tekanan jual yang membawa kami ke terendah lima bulan," kata Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy.

Analis juga menyebutkan kurangnya kemajuan dari Jenewa, di mana kekuatan dunia sedang bernegosiasi dengan Iran untuk meringankan beberapa sanksi dalam pertukaran untuk pengawasan ketat program nuklir Iran.

"Penundaan lebih lanjut dalam resolusi atau pengenaan sanksi tambahan bisa memberikan dasar untuk bergerak lebih tinggi di sesi-sesi mendatang," broker analis Sucden, Kash Kamal.

Meningkatnya hubungan antara Barat dan Iran telah menjadi faktor kemunduran dalam harga minyak AS di bawah 100 dolar AS sejak 21 Oktober. Seorang perunding senior Iran mengesampingkan prospek mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia pada Kamis (21/11), media Iran melaporkan.

"Saya tidak berpikir negosiasi akan mencapai kesimpulan malam ini," kata Abbas Araqchi, seorang wakil menteri luar negeri seperti dikutip oleh kantor berita Mehr.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement