REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dilakukan oleh orang Indonesia. Kepercayaan itu diberikan setelah beberapa pembangunan infrastruktur seperti jalan tol di atas laut di Bali telah menunjukkan hasil yang memuaskan.
“Presiden sudah menetapkan pembagunan jembatan itu harus menggunakan otak Indonesia, harus menggunakan insinyur-insinyur Indonesia, designnya Indonesia, dan diharapkan menjadi icon Indonesia,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (21/11).
Menurut Hatta, sudah banyak investor asing seperti Korea Selatan dan Cina ingin ikut serta dalam proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda itu. Mereka sangat ingin membantu dalam kontek teknologi. Namun, Presiden SBY sudah meminta agar pembangunan Jembatan Selan Sunda itu harus dilakukan oleh orang Indonesia.
“Arahan Presiden jelas, pembangunan Jembatan Selat Sunda harus menggunakan otak Indonesia, harus menggunakan insinyur-insinyur Indonesia, dan designnya harus Indonesia,” tegas Hatta.
Ia menjelaskan, pembangunan jembatan yang menelan anggaran sekitar Rp 200 triliun ini tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tapi sudah ditentukan mengandeng pihak swasta dan BUMN.“Kalau pembiayaanya menggunakan APBN, tentu daerah-daerah lain akan marah, kalau sampai Rp 200 triliun habis untuk itu,” ujarnya.
Hatta berharap proses pembuatan studi kelayakan atau feasibility study (FS) Jembatan Selat Sunda dapat diselesaikan pada 2014, sehingga proses pembangunan jembatan penghubung Jawa dan Sumatra bisa segera dimulai.