Rabu 20 Nov 2013 16:42 WIB

Bank Syariah Teluk Kesulitan Cari Profesional Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dubai berambisi menjadi pusat ekonomi syariah global bernilai 8 triliun dolar AS. Namun hingga kini lembaga keuangan syariah masih mengalami kesulitan menemukan tenaga mahir dalam keuangan syariah.

Bank-bank di negara yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk (GCC) sedang mencari profesional dengan keterampilan khusus perbankan syariah. Dari 60 bank yang disurvei, sebagiannya mengatakan sulit merekrut pekerja untuk posisi penting. Kebanyakan pelamar menginginkan pekerjaan di tingkat menengah. Hanya 5 persen yang berjuang untuk mengisi posisi penting. Hal tersebut disebabkan kurangnya pelatihan tepat, pengalaman dan kualifikasi keuangan profesional.

Uni Emirat Arab (UEA) adalah rumah bagi lembaga perbankan dan keuangan yang menawarkan kursus keuangan syariah, namun jumahnya masih dirasa kurang. Untuk itu, lembaga keuangan dan pemerintah perlu bekerja lebih giat mengatasi kendala tersebut.

"Kami kesulitan mendapatkan tenaga terampil.  Selain itu, ketika saya melihat lulusan dengan kualifikasi perbankan syariah, mereka tidak benar-benar ingin berada di departemen syariah," ujar salah satu pejabat bank syariah di Dubai yang enggan disebutkan namanya seperti dikutip Zawya, Rabu (20/11).

 

Seorang profesor di Canadian University of Dubai, Mohammed Nurul Alam mengatakan penyerapan program keuangan syariah cukup kecil. "Sebagian besar siswa datang karena disponsori oleh bank, tetapi tidak lebih dari 5 persen yang terdaftar di keuangan syariah. Ada banyak lembaga perbankan syariah di sini, tetapi tidak ada yang mau bergelar MBA dalam perbankan syariah," kata Alam.

Perwakilan firma hukum Simmons & Simmons Partners, Muneer Khan berujar di saat lembaga keuangan syariah sulit mencari tenaga profesional, firma hukum justru mendapat banyak lamaran untuk posisi pengacara yang menangani sengketa keuangan syariah. Pelamar yang beralih dari perusahaan konvensional ke syariah cukup banyak "Kami mendapat lamaran kerja dari Amerika Serikat, Inggris, Eropa. Kami juga mendapatkan banyak lamaran dari Arab Saudi, Bahrain dan kadang-kadang dari Asia Tenggara seperti Malaysia," ucap Khan.

Perusahaan memerlukan pekerja dengan keterampilan relevan, pengalaman dan pengetahuan akademis, namun banyak pencari kerja tidak memiliki pengalaman dan keahlian spesialis keuangan syariah.  Beberapa pelamar bahkan belum mulai belajar secara formal.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement