Selasa 19 Nov 2013 12:39 WIB

Pemerintah Danai Pembangunan Kilang BBM Rp 90 Triliun

  Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan tetap akan mendanai pembangunan kilang pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM) berkapasitas 300 ribu barel per hari senilai total Rp 90 triliun. Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan pembiayaan akan melalui APBN dengan mekanisme tahun jamak (multiyears).

"Tetap, pemerintah akan mendanai (Rp 90 triliun). Sudah masuk (diputuskan)," katanya di Jakarta, Selasa (19/11).

Menurut dia, studi kelayakan pembangunan kilang APBN tengah berjalan. Studi dilakukan PT Pertamina (Persero). Pemerintah sudah mengalokasikan dana APBN 2013 senilai Rp 250 miliar untuk biaya studi kelayakan pembangunan kilang tersebut.

Di sisi lain, Edy mengatakan, pembangunan kilang dengan mekanisme kemitraan pemerintah dan swasta (KPS) juga terus berjalan. "Kami harapkan kedua proyek kilang ini bisa berjalan," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, lelang internasional proyek kilang dengan skema KPS akan dilakukan awal 2014. Saat ini, pemerintah melalui Pertamina sedang menyiapkan studi kelayakan proyek kilang KPS. Dari studi kelayakan itu akan diketahui khususnya lokasi kilang.

Pemerintah juga menyiapkan insentif berupa pembebasan pajak penghasilan (PPh) badan (tax holiday) selama 10 tahun bagi pemenang lelang. Kilang KPS dengan rencana kapasitas 300 ribu barel per hari tersebut nantinya akan menjadi kilang yang dikelola asing.

Skema KPS merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Dengan skema KPS, maka proyek akan mendapat dukungan pemerintah untuk memperkecil risiko. Dukungan pemerintah yang diberikan menteri/kepala lembaga/kepala daerah itu antara lain berupa penjaminan, insentif, dan regulasi.

Pembangunan kilang mendesak dilakukan menyusul kebutuhan impor BBM yang terus meningkat, sehingga Indonesia mengalami defisit transaksi perdagangan. Saat ini, kebutuhan BBM mencapai sekitar 1,3 juta barel per hari, sementara produksi dari kilang dalam negeri hanya 700 ribu barel per hari. Secara total, Indonesia memiliki tujuh kilang yang seluruhnya dioperasikan Pertamina dengan kapasitas disain 1,1 juta barel minyak mentah per hari.

Ketujuh kilang tersebut adalah Dumai (Riau) berkapasitas 170 ribu barel per hari, Plaju (Sumatra Selatan) 118 ribu barel, Cilacap (Jawa Tengah) 348 ribu barel, Balikpapan (Kalimantan Timur) 260 ribu barel, Balongan (Jawa Barat) 125 ribu barel, Kasim (Papua Barat) 10 ribu barel, dan TPPI (Tuban) 80 ribu barel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement