REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan pembentukan Bank Pembangunan Infrastruktur. Pasalnya dengan kehadiran bank tersebut, sumber dana murah bagi infrastruktur akan mudah diperoleh termasuk dari luar negeri.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan peran dunia usaha dibutuhkan dalam pelaksanaan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Kontribusi dari swasta diharapkan 30 persen. Ini dana dari mana, makanya kami usulkan pembentukan bank seperti itu," ujar Suryo di acara 'Meet The Chief' di Hotel Century Park, Jumat (15/11).
Dia menyebut nantinya fungsi Bank Pembangunan Infrastruktur tersebut sama seperti fungsi Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) di zaman dulu yang khusus membangun infrastruktur.
Suryo mengatakan dunia perbankan tidak menurunkan suku bunga lantaran mereka menikmati Net Interest Margin (NIM) dari tingginyaa suku bunga tersebut. Bahkan menurutnya NIM di perbankan Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. "Mereka tidak mau mengorbankan itu. Dengan kondisi suku bunga tinggi, tetap banyak industri berkembang, maka mereka tidak mau menurunkan itu (bunga)," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Suryo, jika ada Bank Pembangunan Infrastsruktur maka suku bunga bank akan turun dengan sendirinya."Ini sangat diperlukan, apalagi infrastruktur menjadi masalah prioritas dan akan berdampak pada daya saing dan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi," ujarnya.
Dia menyebut usai perhelatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Tiongkok langsung menggagas pembentukan Bank Infrastruktur Asia. "Kenapa kita tidak melakukan itu," kata Suryo.
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengatakan pembentukan Bank Pembangunan Infrastruktur menjadi wewenang Bank Indonesia. Namun, kata Joko, Menteri Keuangan Chatib Basri pernah menjelaskan bahwa bank yang sudah ada bisa memperlakukan diri sebagai bank infrastruktur. "Lagipula saat ini sudah ada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Memang modal masih kecil, tapi sudah jalan," ujarnya.