REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2013 tercatat sebesar 2,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut meningkat tipis dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah, mengatakan berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial menyebabkan defisit NPI meningkat walaupun kinerja transaksi berjalan mengalami perbaikan. "NPI mencatat defisit yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya," ujar Difi, Rabu (13/11).
Proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia pada triwulan IV-2013 diprediksikan akan terus berlanjut seiring perbaikan kondisi ekonomi dan keuangan global di tengah tren perlambatan ekonomi domestik. BI memperkirakan kinerja NPI akan terus membaik terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat. Tren perbaikan transaksi berjalan juga diperkirakan terus berlanjut yang dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas dan berkurangnya defisit neraca jasa seiring melambatnya permintaan domestik.
Difi mengatakan BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengurangi defisit terutama di sektor migas. Menurutnya, perlu koordinasi kebijakan lanjutan antara Pemerintah dan BI, antara lain di sektor migas yang perlu langkah-langkah pengendalian konsumsi BBM untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dari masih tingginya impor minyak.