Selasa 12 Nov 2013 16:13 WIB

Fasilitas Migas Bawah Laut Batam Diperluas

Ladang Migas
Ladang Migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fasilitas manufaktur produksi bawah laut milik perusahaan yang bergerak di industri migas, CE Oil & Gas di Batam resmi diperluas guna memenuhi kebutuhan akan peralatan produksi migas lepas pantai dan laut dalam.

"Kami memperluas fasilitas manufaktur peralatan produksi bawah laut di Batam untuk memenuhi permintaan akan produksi peralatan produksi bawah laut yang terus meningkat akibat semakin banyaknya pelanggan kami yang mencari sumber migas di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau di kawasan Asia Pasifik," kata CEO GE Indonesia Handry Satriago, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (12/11).

Menurut dia, perluasan fasilitas GE di Batam itu merupakan wujud komitmen pihaknya untuk lebih meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri dalam solusi kami di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Selain itu, dengan perluasan fasilitas terkait migas tersebut juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan pencapaian target pertumbuhan energi Indonesia.

Ia memaparkan, fasilitas itu memungkinkan GE untuk memproduksi "subsea production treestipe" vertikal untuk pertama kalinya di kawasan Asia-Pasifik dan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri dalam teknologi GE di Indonesia. "Di masa mendatang, fasilitas ini akan dapat memproduksi subsea tree tipe vertikal dan horizontal," paparnya.

Ia mengungkapkan, perluasan pabrik itu telah menciptakan sekitar 30 lapangan pekerjaan baru di fasilitas ini, dan diharapkan dapat menciptakan 50 hingga 70 lapangan kerja baru dalam jangka waktu tiga tahun kedepan. GE Oil & Gas telah menginvestasikan lebih dari juta dolar AS di Batam sejak tahun 2011 untuk perluasan pabrik, pemutakhiran teknologi, dan pembangunan lainnya.

GE merupakan perusahan penyedia peralatan dan layanan untuk eksplorasi dan produksi bawah laut bagi industri migas. GE memperluas pabriknya di Batam guna mendukung rencana pemerintah untuk mempercepat pengembangan sumber daya energi lepas pantai dan laut dalam.

Sebelumnya, Chairman dan CEO GE Jeff Immelt mengunjungi Indonesia pada Februari 2013 dan mengumumkan rencana GE untuk menginvestasikan 300 juta dolar AS dalam lima tahun ke depan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Investasi ini meliputi diantaranya perluasan fasilitas manufaktur, peralatan eksplorasi bawah laut di Batam, serta pendirian GE Learning and Technology Center, sebuah kemitraan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Garuda Indonesia dan Pertamina, untuk menyediakan pusat pelatihan kepemimpinan dan teknologi, dan alih teknologi GE di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement