Senin 11 Nov 2013 14:13 WIB

Harga Minyak Menguat Setelah Perundingan Nuklir Iran Tanpa Kesepakatan

Harga Minyak Mentah
Foto: Antara
Harga Minyak Mentah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak naik di perdagangan Asia Senin (11/11). Para analis menilai lonjakan harga minyak dunia ini akibat perundingan maraton di Jenewa yang bertujuan untuk meyakinkan Iran untuk menghentikan sengketa program nuklirnya yang berakhir tanpa kesepakatan.

Kontrak utama New York , minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik 15 sen menjadi 94,75 dolar AS per barel pada perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember naik 42 sen ke posisi 105,54 dolar AS per barel.

"Kami melihat belum ada terobosan dalam pembicaraan nuklir yang diadakan antara Iran dan enam kekuatan di Jenewa," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi pada Phillip Futures di Singapura, kepada AFP, Senin (11/11).

"Ini mempunyai kekhawatiran seputar ditangguhkan masuknya minyak Iran ke pasar dunia, sehingga mendukung harga minyak mentah," tambah Teoh.

Para diplomat pada Ahad (10/11) bermaksud mengakhiri dalam perjanjian untuk mengekang program nuklir Iran meskipun gagal untuk meraih kesepakatan yang sudah lama diupayakan. Republik Islam itu telah mengalami kelumpuhan akibat serangkaian sanksi AS dan PBB yang bertujuan untuk mengakhiri program nuklirnya , yang diklaim Barat Iran tengah mengembangkan senjata atom. Namun pernyataan itu dibantah oleh Iran.

Kelompok yang disebut P5 +1 kelompok kekuatan utama - Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Rusia, Cina ditambah Jerman - berencana untuk bertemu lagi dengan delegasi Iran pada 20 November dengan harapan mengamankan kesepakatan jangka pendek yang akan membekukan kegiatan nuklir negara itu sementara ke dua belah pihak menyelesaikan perjanjian komprehensif.

"Harga minyak juga didukung oleh laporan tenaga kerja AS yang meningkat dan angka pertumbuhan di akhir pekan lalu yang melebihi perkiraan dan memberikan bukti baru dari pemulihan di ekonomi terbesar dunia tersebut," kata Teoh.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement