Ahad 03 Nov 2013 07:14 WIB

Ucapkan Selamat Tinggal pada Uang Tunai

Rep: Friska Yolanda/ Red: Endah Hapsari
Kartu kredit VISA
Foto: AP/Patrick Semansky
Kartu kredit VISA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumen kelas menengah kini mulai meninggalkan kebiasaan penggunaan uang tunai. Sebagian besar kelas menengah berbelanja dengan kartu, baik kartu debit ataupun kartu kredit. Hal ini dihasilkan dari survei yang dilakukan oleh Center for Middle-Class Consumer Studies (CMCS) di enam kota besar di Indonesia. Survei membuktikan sebagian masyarakat kelas menengah telah meninggalkan transaksi di kantor cabang dan lebih sering menggunakan kartu sebagai alat pembayaran.

Dari 1.532 peserta survei, 33,5 persen koresponden telah meninggalkan transaksi di kantor cabang. Mereka mulai intensif menggunakan cara bertransaksi elektronik seperti menggunakan kartu kredit, kartu debit, internet banking, mobile banking, dan sebagainya. “Dengan tren ini, kelas menengah Indonesia siap menyongsong era branchless banking,” kata Direktur CMCS Yuswohady, dalam siaran persnya, pekan lalu.

Antrean panjang membuat masyarakat kelas menengah enggan datang ke kantor cabang. Selain itu kehadiran kartu kredit, ATM, dan layanan internet banking telah membantu masyarakat melakukan transaksi di mana saja dan kapan saja.

Selain branchless banking, nasabah kelas menengah makin akrab dengan gaya hidup tanpa uang tunai (cashless lifestyle). Untuk keperluan berbelanja, mereka yang menggunakan kartu debit. Sekitar 24 persen responden mengaku berbelanja dengan kartu debit, internet banking 23 persen dan kartu kredit 13 persen.

Akan tetapi kebiasaan berbelanja tanpa uang tunai ini mendorong nasabah kelas menengah untuk berhutang lebih dulu untuk membeli sesuatu, yaitu dengan menggunakan kartu kredit. Banyak yang menilai cara mencicil pembayaran barang melalui kartu kredit baik dilakukan. Sekitar 77 persen responden mengatakan baik, 10 persen menilai ini baik sekali. Hanya sedikit yang menganggap membeli dengan berhutang itu buruk. “Temuan ini menarik karena budaya masyarakat Indonesia cenderung menghindari utang," ujar Yuswohady.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement