Jumat 01 Nov 2013 15:28 WIB

PBB: Negara Berkembang Serap 60 Persen Investasi Langsung Global

Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diumumkan Kamis (31/10) waktu AS menunjukkan negara-negara berkembang dan dalam transisi menyerap pangsa terbesar, hampir 60 persen, dari arus masuk investasi asing langsung (FDI) global pada semester pertama 2013.

Survei konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) juga memperlihatkan investasi asing di negara berkembang dan dalam transisi naik menjadi 745 miliar dolar AS pada semester pertama tahun ini, bertambah sekitar empat persen dibanding periode yang sama tahun lalu, sedangkan arus ke negara-negara maju menurun.

"Merger dan akuisisi lintas batas serta laba ditahan besar yang disimpan di afiliasi-afiliasi asing adalah kekuatan pendorong di belakang pertumbuhan FDI global saat ini, daripada investasi dalam aset-aset produktif baru melalui proyek-proyek investasi greenfield," kata laporan itu.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa di negara-negara berkembang dan transisi, peningkatan itu didorong oleh akuisisi di Amerika Tengah dan Karibia, serta rekor arus masuk ke Rusia. Meskipun arus masuk ke negara-negara berkembang di Asia turun sedikit, wilayah ini terus menyerap lebih dari setengah FDI yang diarahkan ke negara-negara berkembang sebagai sebuah kelompok, dan seperempat dari aliran FDI global.

Sementara itu, laporan tersebut mengaitkan penurunan investasi di negara-negara maju terhadap penurunan di sejumlah negara utama termasuk Amerika Serikat, Prancis dan Jerman. Namun, Inggris tetap pengecualian, melanjutkan tren kenaikan dalam daya tarik FDI dan menjadi penerima FDI terbesar di dunia pada periode ini.

Badan PBB memperkirakan bahwa arus FDI pada 2013 akan tetap mendekati tingkat 2012, meskipun terjadi beberapa perbaikan dalam kondisi ekonomi makro di negara maju. Selain risiko yang berkaitan dengan kawasan euro dan apa yang disebut 'jurang fiskal' di Amerika Serikat, transisi ke pola pertumbuhan lebih lambat di beberapa pasar negara berkembang dan permintaan konsumen lebih lemah di negara-negara maju mungkin juga memiliki dampak negatif pada arus FDI tahun ini. Melihat lebih jauh ke depan, UNCTAD memperkirakan tren kenaikan aliran FDI global pada 2014.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement