Kamis 31 Oct 2013 10:07 WIB

Inggris Andalkan Industri Syariah

Mata uang paun sterling, Inggris (ilustrasi)
Foto: forex-usnews.com
Mata uang paun sterling, Inggris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Di antara negara Eropa lain, Inggris yang paling siap menjadi pusat ekonomi Islam. Ini karena, Inggris serius merintis.

Kuncinya, Inggris cukup cerdas mendorong masuknya investor Timur Tengah. Itu karena, mereka mampu menangani isu Islamofobia dengan baik. Begitu pula menjembatani komunitas Muslim guna berintergasi ke dalam masyarakat Inggris. Ini yang sulit dilakukan negara-negara Eropa lainnya.

"Tidak pernah seorang Muslim Inggris kesulitan kuliah. Mereka dapat pinjaman dengan mudah meski mereka seorang Muslim," kata Perdana Menteri Inggris, David Cameron, seperti dilansir Financial Times Islam, Kamis (31/10).

Itu sebabnya, kata dia,  Inggris ingin menjadikan London sebagai pusat keuangan Islam di Barat. London berkeinginan berdiri di samping Dubai dan Kuala Lumpur.  "Investasi di London baik untuk Anda dan menjadikan London sebagai lokasi berinvestasi baik bagi kami," kata dia saat berbicara di Islamic Economic Forum.

Ucapan Cameron itu bukanlah isapan jempol belaka. Sejak awal tahun, sebuah gugus tugas dibentuk guna membuat fondasi industri keuangan Islam Inggris. Gugus tugas ini memudahkan setiap bank memiliki produk syariah.  Tak heran bila saat ini, banyak produk syariah yang ditawarkan bank-bank Inggris.

Dalam waktu dekat, Inggris juga akan merilis obligasi syariah atau sukuk senilai 200 juta pounds.

"Inggris menjadi negara di luar dunia Islam yang pertama kali merilis sukuk. Jadi, Inggris adalah negara yang siap menyambut investasi Anda," kata dia.

Cameron percaya industri keuangan Islam ini merupakan kunci keberhasilan ekonomi Inggris. Saat ini, industri keuangan Islam tumbuh 50 persen lebih cepat. "Kami ingin memastikan proporsi besar investasi baru di sini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement