Kamis 31 Oct 2013 09:13 WIB

BCA Cetak Laba Rp 10,4 Triliun

Rep: Satya Festiani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bank BCA
Foto: Republika/Wihdan
Bank BCA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencetak laba bersih sebesar Rp 10,4 triliun hingga September 2013. Jumlah tersebut meningkat 25,2 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA berhasil membukukan kinerja usaha yang memuaskan dengan posisi likuiditas dan permodal yang kokoh.

Terlebih, keberhasilan BCA dicapai di tengah situasi dengan berbagai tantangan yang ditandai oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasi yang lebih tinggi dan melemahnya nilai tukar rupiah.

"Kami terus mencatat pertumbuhan kredit dari nasabah kami yang memiliki reputasi baik dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan dari bisnis perbankan transaksi selama sembilan bulan pertama 2013," ujar Jahja dalam paparan kinerja BCA kuartal III-2013, Rabu (30/10).

Pertumbuhan kredit mencapai 25,8 persen, atau mencapai Rp 299 triliun. Kredit konsumer meningkat paling tinggi sebesar 30,1 persen menjadi Rp 85,1 triliun. Disusul oleh kredit korporasi yang meningkaat 25,5 persen menjadi Rp 99 triliun. Kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) tumbuh 23 persen menjadi Rp 114,9 triliun.

Pertumbuhan kredit komersial dan UKM tidak setinggi kredit korporasi dan konsumer. Jahja mengatakan persaingan di UKM sangat tinggi. Selain itu, BCA pun berhati-hati dalam memberikan kreditnya. "Kredit itu bukan hanya sekedar melepas kredit. Peminjam perlu hubungan personal. Tidak bisa kita telalu agresif karena kita tak mungkin menyaingi bank menengah kecil," ujar Jahja.

Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, BCA dapat menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) gross di level 0,5 persen. Sementara itu, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) (LDR) meningkat dari 65,7 persen pada September 2012 menjadi 73,9 persen pada September 2013.

DPK tumbuh sebesar 11,9 persen menjadi Rp 400,4 triliun pada September 2013. Giro dan tabungan (CASA) naik 13,3 persen mencapai Rp 322,2 triliun. Saldo CASA berkontribusi lebih dari 80 persen terhadap total DPK. Dana giro meningkat menjadi Rp 103,8 triliun, naik 20,6 persen sedangkan tabungan tumbuh 10,1 persen menjadi Rp 218,3 triliun. Sementara itu dana deposito sebesar Rp 78,2 triliun atau naik 6,6 persen dari Rp 73,4 triliun pada September 2012.

Sementara itu, pendapatan bunga bersih meningkat 24,7 persen menjadi Rp 19,1 triliun yang ditopang oleh yield aktiva produktif yang lebih tinggi dan pertumbuhan kredit yang berkelanjutan. Marjin bunga bersih (NIM) naik sebesar 62 bps menjadi 6 persen. Pendapatan operasional lainnya tumbuh 19,7 persen menjadi Rp 5,4 triliun didukung oleh kenaikan pendapatan provisi dan komisi sebesar 18 persen.

Total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya meningkat 23,6 persen menjadi Rp 24,5 triliun pada sembilan bulan pertama 2013 dari Rp 19,8 triliun periode yang sama tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement