Senin 28 Oct 2013 15:28 WIB

Kadin Minta Perlindungan Investasi Kawasan Perbatasan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta adanya perlindungan investasi dalam pembangunan kawasan perbatasan, terutama dari pemerintah daerah (pemda) setempat agar realisasi sejumlah proyek dapat dipercepat.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Ekonomi Kawasan Perbatasan Endang Kesumayadi mengatakan bahwa pemerintah Malaysia masih mensubsidi listrik, gas, hingga gula. Namun wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia tidak mendapatkan subsidi itu. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah memproses sejumlah proyek untuk pengembangan ekonomi kawasan perbatasan yang terkonsentrasi di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

“Kadin Indonesia masih berproses untuk investasi di kawasan perbatasan Kalimantan, diantaranya adalah pembangunan dryport di Kapuas Hulu dan Sanggau,” katanya saat rapat koordinasi nasional (rakornas) Kadin Bidang Pemberdayaan daerah Tertinggal / Bulog dan Pembangunan Kawasan Perbatasan dengan tema 'Konektivitas dan Pendulum Nusantara untuk Kelancaran Logistik Pangan' di Jakarta, Senin (28/10). 

Pihaknya juga sudah menawarkan investasi di sektor kelistrikan dengan teknologi tenaga surya, ritel, jasa konstruksi untuk infrastruktur jalan, perkebunan hingga pertambangan bauksit. “Hanya saja, ketika membawa investor untuk berinvestasi, kami mengharapkan adanya perlindungan terhadap investasi itu oleh pemda, sehingga kebijakannya juga harus diperhatikan,” tuturnya.

Dia mengeluhkan, permasalahan ini masih menjadi kendala yang sering ditemui, kadang kebijakannya juga bersinggungan dengan kebijakan pusat sehingga bisa menghambat atau bahkan kendalanya terletak di pemda itu sendiri. Selain membutuhkan dukungan dari pemerintah, pihaknya juga membutuhkan dukungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada. 

Dia mencontohkan, kawasan perbatasan memiliki potensi perikanan yang terabaikan karena kebanyakan daerah tersebut tidak memiliki lemari pendingin (cold storage), padahal sarananya tidak terlalu mahal. Selain itu, ketersediaan listrik juga tidak ada. Meski demikian, dia mengakui, pihaknya telah bekerjasama dengan BUMN PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan membangun kelistrikan dan sudah terpasang hingga 85 megawatt di berbagai daerah kawasan perbatasan.

“Kedepan untuk solar cell, perusahaan anggota Kadin juga akan bekerjasama dengan LEN di Bandung, Jawa Barat untuk mengembangkannya di kawasan perbarasan,” ujarnya.  Agar terealisasi, pihaknya membutuhkan kerja sama antara pemerintah provinsi, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bapedda).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement