REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 28 persen pada akhir triwulan ketiga 2013 menjadi Rp 838 miliar. Laba bersih diperoleh dari peningkatan kredit perseroan sebesar 21 persen menjadi Rp 62,18 triliun.
Bank OCBC menyalurkan kredit untuk modal kerja dengan kontribusi sebesar 42 persen. Sisanya diberikan untuk investasi (37 persen) dan konsumer (21 persen). "Dengan demikian total aset perseroan mencapai Rp 88,54 triliun atau tumbuh 24 persen," ujar Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja, Jumat (25/10).
Pertumbuhan kredit yang tinggi dibarengi dengan kualitas rasio kredit bermasalah (NPL) yang baik. Tercatat NPL perseroan berada di level 0,4 persen. Perseroan juga mencatat peningkatan loan to deposit ratio (LDR) menjadi 97 persen dari 93,9 persen. Perseroan menjaga capital adequacy ratio (CAR) di atas ketentuan minimal Bank Indonesia (BI), yaitu 14,9 persen.
Dalam mengantisipasi kondisi makro, perseroan melakukan upaya diversifikasi sumber pendanaan. Di semester pertama OCBC telah menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun. "OCBC juga sedang dalam tahap proses right issue sebesar Rp 3,5 triliun," ungkap Parwati.
Penerbitan saham ini dilakukan untuk memastikan adanya tingkat permodalan yang baik dalam mengantisipasi gejolak pasar dan pertumbuhan di masa datang. Diharapkan proses right issue dapat selesai pada akhir 2013.
Guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, OCBC mengimbangi peningkatan kualitas produk dan layanan dengan semakin aktif mengembangkan program-program yang inovatif dan bernilai tambah bagi para nasabah. Upaya tersebut turut membuahkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 17 persen menjadi Rp 62,8 triliun pada akhir September 2013.