Rabu 16 Oct 2013 15:53 WIB

ADB Minta Negara Asia-Pasifik Lakukan Kolaborasi Energi

Asian Development Bank (ADB)
Foto: brecorder.com
Asian Development Bank (ADB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) meminta kolaborasi di antara negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, guna memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang yang semakin mendesak di kawasan tersebut. "Proyeksi kami menunjukkan bahwa kawasan ini (Asia-Pasifik) akan mengkonsumsi lebih dari separuh pasokan energi dunia pada 2035," kata Penasehat Senior Spesialis Infrastruktur dan Kemitraan Publik-Swasta ADB, S Chander dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (16/10).

Menurut dia, permintaan yang melonjak akan kebutuhan energi di kawasan Asia-Pasifik melaju dengan kecepatan yang lebih tajam dibanding kawasan lainnya di dunia. Ia berpendapat, kecepatan laju permintaan energi tersebut antara lain karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan yang meningkat dari kaum mampu.

Untuk itu, Chander mengemukakan dibutuhkan pertukaran energi lintas batas yang dinilai akan menjadi solusi kunci bagi pemenuhan perimntaan energi tersebut. "Negara-negara tidak dapat memenuhi kebutuhan energi yang besar itu sendirian," ujarnya.

Karena itu, ADB mendesak agar kawasan Asia-Pasifik dapat mempercepat interkoneksi listrik dan gas bumi lintas batas guna meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan mengambil keuntungan bila memiliki energi surplus.

Sebagaimana diberitakan, Indonesia dan Korea Selatan dalam Forum Bisnis Indonesia-Korea di Jakarta, Jumat (11/10), menandatangani kerja sama tujuh proyek kerja sama di bidang energi dan kelistrikan dengan perkiraan nilai investasi sekitar satu miliar dolar AS atau Rp 10 triliun.

Data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang diperoleh wartawan menyebutkan, kerja sama dengan nilai investasi terbesar adalah proyek pembangkit listrik swasta (IPP) PLTU Tebo, Jambi 2x200 MW antara Provinsi Jambi, PT Tebo Agung International, dan Korea South-East Power Co Ltd sebesar 600 juta dolar AS. Selanjutnya, penandatanganan lainnya adalah perjanjian pemegang saham PLTU Kalsel 1 antara PT Adaro Power dan PT EWP Indonesia senilai 450 juta dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement