Senin 14 Oct 2013 16:57 WIB

Puluhan CEO Perusahaan Ramai-Ramai Datangi Gedung Putih, Ada Apa?

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Petugas Secret Service menahan seorang pria depan Gedung Putih di Washington DC, Senin (16/9) waktu setempat.    ( EPA / Olivier Douliery)
Petugas Secret Service menahan seorang pria depan Gedung Putih di Washington DC, Senin (16/9) waktu setempat. ( EPA / Olivier Douliery)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam beberapa pekan terakhir setidaknya lebih dari 20 kepala eksekutif perusahaan (CEO) di Amerika Serikat mendatangi Gedung Putih. Kedatangan mereka untuk menekan Presiden AS Barack Obama atau pembantu utamanya terkait urgensi meningkatkan plafon utang dan mengingatkan kemungkinan default ekonomi AS.

CEO yang datang diantaranya Warren Buffett dari Berkshire Hathaway, Lloyd Blankfein dari Goldman Sachs, Brian Moynihan dari Bank of America, Michael Duke dari Wal-Mart Stores, dan Ursula Burns dari Xerox. Selain ke Gedung Putih, para CEO ini juga datang secara berkala ke Capitol Hill. Kombinasi dari disfungi kongres dan meningkatnya keterlibatan federal sejak krisis ekonomi telah membuat baik CEO perusahaan kecil maupun besar untuk secara pribadi mengadu ke anggota dewan dan regulator.

CEO Natel Energy, sebuah perusahaan hidropower, Gia Schneider telah mengunjungi Washington tiga kali setahun sejak 2009. "Fokus saya hampir seluruhnya mengedukasi regulator dan anggota kongres tentang kesempatan yang telah kami lihat pada jenis baru hidropower," ujar Schneider, dikutip dari laman Businessweek, Senin (14/10).

Ia menilai akan lebih efektif jika ia sendiri yang melakukan edukasi tersebut karena ia memiliki pengetahuan spesifik terhadap pengetahuan itu, potensinya, dan tantangannya. Pada Agustus 2013 kongres telah meloloskan dua undang-undang tentang hidropower dan menyederhanakan proses izin bagi perusahaan yang bergerak di industri tersebut seperti Natel.

Investor institusional kini menilai CEO perlu memainakn peranan yang lebih besar di Washington. Sebuah survei yang dirilis FTI Consulting menyebutkan seorang CEO sebaiknya harus menghabiskan lebih banyak waktu di Washington. "Di sana mereka menggambarkan dan menjelaskan apa yang terjadi di perusahaan mereka karena pemerintah memainkan peranan penting untuk regulasi," kata Managing Director FTI Washington Brent McGoldrick.

Kurangnya kejelasan tentang perpajakan perusahaan, regulasi, dan energi membuat investor memiliki pandangan negatif tentang Washington dalam mengambil keputusan. Ada beberapa isu yang seharusnya ditangani langsung oleh CEO, bukan dari pelobi yang selama ini masih terjadi. CEO lebih terlibat dalam perusahaan dan tahu apa yang terjadi. "CEO tahu apa yang terjadi dan akan didengar lebih serius oleh Kongres daripada pelobi yang keluar masuk kantor mereka," ujar analis energi Hodges Capital Management Mike Breard.

CEO akan menghadapi beberapa bahaya ketika datang ke Washington. Pertama, persepsi keberpihakan masih tidak diinginkan. Tujuannya adalah untuk membantu politisi untuk memahami tujuan yang diinginkan oleh CEO.

Kedua, FTI menemukan elit di Washington sebetulnya juga mendukung kehadiran CEO di sana, namun untuk alasan yang berbeda dari keinginan investor. Investor ingin kehadiran CEO di Washington untuk fokus pada isu yang akan meningkatkan laba perusahaan. Sebaliknya, politisi dan reegulator mencari keterlibatan mereka dengan masalah yang lebih luas untuk memperoleh keuntungan dari perhatian yang dibuat. David Cote dari Honeywell misalnya yang berkampanye meminta pemerintah mengurangi defisit dan Fred Smith dari Federal Express yang berkampanye meminta pemerintah merombak kode pajak perusahaan. "Kuncinya adalah memberi pengertian tanpa menggurui," ujar McGoldrick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement