REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kota Depok menjadi ladang bisnis menguntungkan bagi lembaga keuangan syariah. Pasalnya kota tersebut banyak dihuni mayoritas masyarakat muslim.
Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Depok pun merasakan manfaat hal tersebut. "Depok yang mayoritas kaum Muslimin sangat baik untuk pertumbuhan bank syariah," kata Branch Manager BSM Depok, Depi Rusnandar kepada ROL, baru-baru ini.
Terbukti, hingga Agustus 2013, BSM Depok telah mendapatkan 50 ribu nasabah penabung dan 7.000 account pembiayaan. Total aset Rp 1 triliun, tumbuh sekitar 80 persen. BSM Depok menargetkan aset Rp 1,2 triliun hingga akhir tahun.
Depi menyebut BSM Depok sangat diuntungkan dengan nilai religius dari masyarakat setempat sehingga DPK pun lebih besar dari pembiayaan. Saat ini posisi DPK berada di posisi Rp 800 miliar dengan komposisi tabungan 48 pesen, deposito 38 persen dan giro 14 persen.
"Karakteristik masyarakat yang tidak terlalu mementingkan return menjadi sebuah keuntungan. Kebutuhan layanan perbankan syariah lebih dominan sehingga banyak program-program tabungan yang kami berikan kepada para nasabah," ucap Depi.
Dalam menghimpun DPK, BSM Depok menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan dan yayasan Islam, seperti Nurul Fikri, Sekolah Al Muhajirin Depok, Yayasan Al-Hamidiyah, Ummul Quro, dan IPB. "Mereka mempercayakan cash management kepada BSM," ujarnya.
Sementara itu, pembiayaan BSM yang telah disalurkan Rp 600 miliar dengan pertumbuhan sekitar 20 persen. Target pembiayaan akhir tahun Rp 700 miliar, dengan komposisi pembiayaan konsumer 75 persen, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 25 persen dan sisanya berada di pembiayaan komersial. Ada indikasi target pembiayaan mungkin lebih dari angka tersebut. Pasalnya masih banyak perjanjian yang masih dalam tahap pembicaraan dan belum tercairkan. Depi mengatakan pembiayaan yang BSM salurkan untuk komersial lebih banyak di luar, sedangkan di wilayah Depok sendiri lebih berkembang bisnis di sektor konsumer.