REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisit neraca perdagangan Indonesia pada 2013 diperkirakan berada di kisaran 4 miliar dolar AS. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pemerintah berharap defisit perdagangan per akhir tahun akan lebih rendah dibandingkan kisaran tersebut.
"Defisit 4 miliar dolar AS bukan hal yang mengagetkan. Tapi, kita harus bersiap apabila defisit kita sebesar itu," ujar Bayu kepada wartawan dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (2/10).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia Agustus 2013 mengalami surplus 132,4 juta dolar AS. Rinciannya nilai ekspor mencapai 13,16 miliar dolar AS, sementara nilai impor 13,03 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, neraca perdagangan pada Januari-Agustus 2013 masih mengalami defisit sebesar 5,538 miliar dolar AS. Rinciannya nilai ekspor 119,32 miliar dolar AS, sementara nilai impor 124,86 miliar dolar AS.
Upaya untuk menekan defisit neraca perdagangan dapat diupayakan melalui peningkatan ekspor. Akan tetapi, Bayu menyebut pemerintah harus realistis melihat kondisi perekonomian global saat ini yang diliputi oleh ketidakpastian.
Selain peningkatan ekspor, Bayu menyebut hal krusial yang harus dibenahi lainnya adalah penurunan impor di sisa waktu empat bulan ini. "Kita sedang susun strategi pengendalian impor yang sifatnya sistematis," kata Bayu tanpa menjelaskan lebih rinci rencana tersebut.
Sebagai gambaran, dari defisit neraca perdagangan Januari-Agustus 2013 sebesar 5,54 miliar dolar AS, neraca perdagangan minyak dan gas Januari-Agustus 2013 masih mengalami defisit 8,53 miliar dolar AS. Sedangkan neraca perdagangan nonmigas di periode yang sama mencatat surplus 2,98 miliar dolar AS.
Bayu menyebut defisit migas diproyeksikan berada di kisaran 8 miliar dolar AS pada akhir tahun nanti. Pengaruh kebijakan penambahan kapasitas biodiesel di dalam negeri belum akan terasa dampaknya bagi penurunan defisit migas.
Terkait surplus neraca perdagangan Agustus, Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan mengatakan, secara umum dikarenakan penurunan impor yang lebih besar dibanding penurunan ekspor. "Jujur saja, setelah beberapa bulan defisit, ekspektasi kita sudah tersesuaikan. Alhamdulillah sejumlah kebijakan mulai buahkan hasil positif. Ini ada prospek setelah Agustus untuk bisa menjaga neraca perdagangan kita," paparnya.
Surplus neraca perdagangan terakhir tercatat pada Maret 2013 sebesar 0,13 miliar dolar AS. Setelah itu, neraca perdagangan mengalami defisit pada empat bulan berikutnya.