Rabu 02 Oct 2013 14:10 WIB

Singapura-Malaysia Perlu Perbanyak Kerja Sama Keuangan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Keuangan Syariah (Illustrasi)
Keuangan Syariah (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA  -- Singapura dan Malaysia harus mencari lebih banyak kesempatan kolaborasi lintas perbatasan keuangan syariah. Para ahli mengatakan Singapura harus memperluas cakupan produk keuangan syariahnya untuk menutupi sektor riil, real estate dan ekuitas serta memacu pertumbuhan keuangan syariah di negara tersebut.

Malaysia adalah pemimpin dunia dalam keuangan syariah. Malaysia berkontribusi 30 persen dari aset keuangan syariah global senilai lebih dari 1 triliun dolar AS. Adapun Sinsgapura,  momentum pertumbuhan keuangan syariah di negara itu terus berlanjut bahkan ketika insentif pajak tertentu berakhir awal tahun ini.

Associate Director Grup Perbankan Syariah di CIMB, Nazmi Camalxaman mengatakan Singapura memiliki banyak potensi, terutama dalam pengelolaan aset syariah. “Hal inilah yang belum dimanfaatkan oleh Singapura. Saya pikir jika Singapura memainkan perannya dengan benar serta memilih produk dan layanan dengan bijaksana, maka akan menjadi pemain kuat dalam pengelolaan aset syariah,”  ujarnya seperti dikutip Channel News Asia, Rabu (2/10).

Penasihat Kelompok Usaha Timur Tengah di Federasi Bisnis Singapura, Zainul Abidin Rasheed , mengatakan  Singapura tidak harus meniru Malaysia. Pasalnya Singapura dengan sendirinya memiliki sektor keuangan kuat. “Kami memiliki kekuatan sendiri, namun masih ada ruang untuk melihat bagaimana kami dapat memanfaatkan pasar berkembang dalam hal keuangan, baik dari Asia Tenggara atau Timur Tengah,” ucapnya.

Direktur Regional Asia Ideal Ratings, Ariff Sultan mengatakan pemerintah dan bursa telah bekerja sama dan berusaha menemukan pertumbuhan lebih lanjut keuangan syariah di Asia Tenggara. “Ada platform kerjasama untuk menciptakan ekuitas syariah,” kata dia. Analis lain mengantisipasi orang-orang seperti Singapura, Thailand dan Indonesia mendorong keluar ekuitas syariah tersebut melalui bursa Platform ASEAN dalam waktu dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement