REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peternak meminta pemerintah untuk konsisten melaksanakan prasayarat pemotongan sapi ternak. Apalagi baru-baru ini Australia dikatakan kembali protes mengenai sistem pemotongan sapi di Indonesia yang dinilai brutal.
"Selama pemotongan sapi dilakukan di RPH (Rumah Potong Hewan) yang telah diaudit, maka tidak akan mempengaruhi harga," ujar Ketua Umum Forum Peternak Sapi Indonesia (FPSI) Nasyir Al Mahdi, kepada ROL, Selasa (1/10).
Apabila pemerintah betul-betul melaksanakan hal ini, maka peternak tidak keberatan sekalipun harga sapi disesuaikan dengan kondisi pasar. Satu unit RPH dikatakan mampu memotong 200 ekor sapi setiap hari.
Ketentuan ini menurut prediksi Nasyir tidak akan bisa dipenuhi pemerintah dalam waktu singkat. Apabila ingin mengaudit semua RPH, maka dibutuhkan dana yang sangat banyak. "RPH itu prasarananya banyak, waktu auditnya juga pasti lama. Masa uji coba tidak bisa sebentar," ujarnya.