REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk memperkuat penguasaan pasar penerbangan domestik Garuda Indonesia menyewa 35 pesawat berbaling-baling (turboprop) ATR72-600. Dua pesawat di antaranya akan beroperasi mulai November 2013.
Penandatanganan pengadaan pesawat tersebut dilaksanakan hari ini, Selasa (1/10) di Jakarta oleh Dirut Garuda Emirsyah Satar dengan CEO Avions de Transport Regional (ATR) Filippo Bagnato dan Chairman of Nordic Aviation Capital (NAC), perusahaan leasing dan financing asal Denmark, Martin Moller, disaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, serta Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Corinne Breuze, Duta Besar Italia, Federico Failla, dan Duta Besar Denmark, Martin Bille Hermann.
Emirsyah mengatakan, pengoperasian pesawat ATR72-600 akan diarahkan ke wilayah pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Pengoperasian pesawat turboprop akan memberikan lebih banyak pilihan destinasi kepada penumpang. Apalagi mulai Maret 2014 Garuda menjadi anggota aliansi global SkyTeam.
Garuda akan mendatangkan sebanyak 35 pesawat ATR72-600 untuk melayani penerbangan rute-rute jarak dekat. Dua pesawat ATR72-600 akan tiba bulan November tahun ini, sementara sisanya akan masuk secara bertahap hingga tahun 2017.
Pesawat ATR72-600 tersebut memiliki kepabilitas untuk menjangkau bandara-bandara kecil yang memiliki panjang landasan pacu kurang dari 1.600 meter yang tidak dapat didarati oleh pesawat jet.
Pesawat ATR72-600, ujar Emirsyah, memiliki teknologi modern dan efisien. Namun di sisi lain tetap memberikan standar kenyamanan khas layanan Garuda. ''Pesawat ini merupakan jenis terbaik di kelasnya untuk melayani rute-rute penerbangan jarak pendek di berbagai pulau maupun kota di Indonesia yang memiliki keterbatasan landasan pacu," tambah dia.
Dahlan Iskan mengatakan, untuk kebutuhan jangka panjang Garuda diarahkan membeli pesawat dari PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk penerbangan jarak pendek. Sekarang Garuda diizinkan menyewa dari luar negeri karena kebutuhan mendesak. Karena Garuda Indonesia menggunakan skema sewa, Dahlan menyetujuinya karena tidak memberatkan keuangan Garuda. "Kalau harus membeli produksi DI, harus menunggu sampai dua tahun," tutur dia.
Pesawat ATR72-600 dikenal dengan kehandalan, biaya operasional murah, dan konsumsi bahan bakar yang efisien. Pesawat ini memiliki jarak antar kursi (seat pitch) 30 inci dan juga dilengkapi dengan interior yang nyaman. Armada jenis pesawat ATR72-600 mulai dipasarkan pada 2010 dan hingga Agustus 2013 lebih dari 600 pesawat jenis ini telah dioperasikan oleh maskapai-maskapai internasional lain, antara lain Iberia, Aer Lingus, Air New Zealand, Jet Airways, LOT, Czech Airlines, dan Malaysia Airline.
Garuda akan mengoperasikan pesawat ATR72-600 dengan konfigurasi semua tempat duduk kelas ekonomi berkapasitas 70 penumpang. Nantinya pesawat ini akan melayani penumpang dari Denpasar, Makassar, dan Ambon menuju Labuan Bajo, Tambolaka, dan Ende di Nusa Tenggara Timur, Bima (Nusa Tenggara Barat), Banyuwangi dan Jember (Jawa Timur), Bau-bau dan Wangi-wangi (Sulawesi Tenggara), Luwuk (Sulawesi Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), Poso (Sulawesi Tengah), Kaimana (Papua), serta Tual/Langgur (Maluku).