REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) September 2013 sebesar 104,56 atau naik 0,23 persen dibandingkan Agustus 2013 sebesar 104,32. "Ini menunjukkan secara kasar, kesejahteraan petani sedikit meningkat," ujar Kepala BPS Suryamin dalam temu pers di kantornya, Selasa (1/10).
Suryamin menjelaskan, kenaikan NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,57 persen, perkebunan rakyat 0,42 persen dan peternakan 0,38 persen. Sedangkan penurunan NTP terjadi pada subsektor hortikultura 0,7 persen dan perikanan 0,28 persen.
Suryamin menyebut penurunan NTP subsektor hortikultura disebabkan oleh turunnya harga komoditas hortikultura. Begitupun penurunan NTP subsektor perikanan yang menurun akibat turunnya harga ikan. "Ikan tersedia karena cuaca bagus, hujan pun tidak besar," kata Suryamin.
BPS juga mencatat harga gabah kering panen di level petani sebesar Rp 3.965,92 per kg. Harga tertinggi di level petani adalah Rp 5.200 per kg untuk varietas Ciherang. Dalam kesempatan yang sama, BPS mengumumkan upah nominal harian buruh tani meningkat dari Rp 42.041 (Agustus 2013) per hari menjadi Rp 42.217 (September 2013) atau naik 0,42 persen. Akan tetapi dari sisi riil, Suryamin menyebut kenaikannya sebesar 0,33 persen.
Upah nominal harian buruh bangunan juga naik dari Rp 73.972 per hari (Agustus 2013) menjadi Rp 74.414 (September 2013). Demikian juga dengan upah nominal bulanan buruh industri yang naik dari Rp 1.620.500 (triwulan IV 2012) menjadi Rp 1.636.200 (triwulan I 2013). "Ini secara riil turun 1,42 persen," kata Suryamin.