Selasa 01 Oct 2013 09:24 WIB

APEC Harus Untungkan Dua Komoditi Indonesia

Industri pulp dan kertas (ilustasi)
Foto: scheererbearing.com
Industri pulp dan kertas (ilustasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali yang berlansung pada tanggal 1-10 Oktober 2013, harus menguntung bagi dua komoditi yakni kertas dan minyak sawit mentah (CPO) Indonesia. "Meskipun belum masuk kategori produk yang ramah terhadap lingkungan dalam KTT APEC Bali, setidaknya dapat membawa dampak positif khususnya bagi industri kertas dan CPO," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Rusli Tan, Selasa (1/10).

Pada KTT APEC yang dilaksanakan di Rusia pada tahun 2012, pemerintah Indonesia juga belum berhasil mendaftarkan CPO untuk masuk kategori produk ramah lingkungan atau Environment Good List. Kendati demikian, pihaknya tetap berharap pemerintah harus berani menyatakan sikap di depan forum APEC bahwa industri bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia berbasis hutan tanaman industri serta ramah lingkungan, ditengah gencarnya kampanye komoditas itu.

Lalu pemerintah Indonesia terus memperbaiki diri terhadap industri di sektor kehutanan, seperti Kementerian Perdagangan yang akan mewajibkan produk ekspor hutan harus dibekali Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Ketika pemberlakuan SVLK dijalankan, nantinya bukan hanya penebangan kayu, tetapi kayu yang keluar dari hutan tanaman industri akan dicatat dan diberi sistem verifikasi legalitas, sehingga kayu itu memiliki keberlanjutan.

"Dengan demikian, kampanye negatif yang dihembuskan organisasi nonpemerintah (NGO) terhadap industri sektor kehutanan menjadi mentah dengan sendiri. Apalagi, jika dilengkapi bukti-bukti akurat serta ramah terhadap lingkungan," ujarnya.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebelumnya mengajak semua pihak terutama pengusaha nasional, menggunakan momentum KTT APEC di Bali sebagai sarana untuk melawan kampanye negatif terhadap produk industri Indonesia di pasar global. Seperti diketahui, komoditas andalan nasional seperti minyak sawit mentah dan produk industri kehutanan Indonesia seperti pulp dan kertas, terus mendapat kampanye negatif dari LSM asing di pasar internasional. KTT APEC merupakan momentum yang tepat untuk menyuarakan dan mempromosikan bersama untuk melawan isu negatif itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement