REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 yang berlangsung selama sepekan ke depan di Nusa Dua Bali mengedepankan tiga prioritas pembahasan di antara negara-negara anggota. Ketiganya berkaitan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meneruskan kesepakatan Deklarasi Bogor, dan mempromosikan konektivitas kawasan.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dimaksudkan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan beragam tingkatan negara-negara anggota APEC, mulai dari negara berkembang hingga negara maju. Dilansir dari Media Center APEC 2013, Senin (30/9), masing-masing negara angota mempunyai daya tahan dalam menghadapi krisis ekonomi global yang berbeda. Oleh karenanya perlu penyelarasan dalam hal pemberdayaan ekonomi, keterlibatan pemangku kepentingan, dan pemanfaatan potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan.
Kedua, melanjutkan kesepakatan Deklarasi Bogor. Negara-negara anggota APEC akan melanjutkan pekerjaan rumah mereka untuk mempertahankan momentum liberalisasi perdagangan dan investasi. Ini tercermin dalam komitmen APEC Economic Leaders 1994 dan APEC Economies Leaders' Statement 2010.
Komitmen ekonomi ini diterjemahkan sebagai kerangka kerja solid untuk mencapai integrasi ekonomi regional yang mulus di kawasan Asia Pasifik. Upaya untuk mencapai tujuan Deklarasi Bogor itu ada tiga, yaitu memperkuat sistem perdagangan multilateral; liberalisasi perdagangan, investasi, dan fasilitasi; dan kapasitas operasi bangun berpedoman pada APEC New Strategy for Structural Reform (ANSSR) dan Leaders' Agenda to Implement Structural Reform (LAISR).
Ketiga, mempromosikan konektivitas. Komitmen ini untuk meningkatkan konektivitas rantai pasokan sebagaimana dinyatakan oleh pemimpin-pemimpin negara anggota APEC di Singapura pada 2009 lalu. Tahun ini, para pemimpin akan mempertegas pengakuan akan pentingnya penguatan konektivitas di kawasan.