REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan para pemimpin Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 yang berlangsung di Nusa Dua Bali, 1-8 Oktober 2013 akan lebih memfokuskan respon komprehensif terhada[ tantangan dunia ekonomi dan keuangan. Caranya dengan meningkatkan daya saing global Usaha Kecil Menengah (UKM).
Dilansir dari Pusat Informasi APEC 2013, Senin (30/9), caranya melalui inovasi dan menekankan produktivitas perempuan dalam perekonomian. Negara-negara anggota APEC juga akan memastikan inklusi keuangan, penguatan ketahanan pangan, serta meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan dalam momen The 3rd Women and Economy Forum (WEF) September ini menyampaikan wanita memegang peranan penting sebagai penggerak utama UKM di Asia Pasifik. Indonesia serta negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik memiliki tantangan besar dalam mempromosikan UKM.
Salah satunya, pemerintah akan memberikan fasilitas kredit terutama bagi perempuan pengusaha UKM. Fasilitas yang dimaksud untuk meningkatkan UKM Indonesia yang saat ini jumlahnya hanya dua persen. "Indonesia mendukung promosi UKM di negara ini. Caranya, kita berpartisipasi dalam berbagai pameran, baik nasional maupun internasional," ujar Syarif di Nusa Dua, Bali.
Ada tiga prioritas pembahasan di antara negara-negara anggota APEC dalam sepekan ke depan. Ketiganya berkaitan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meneruskan kesepakatan Deklarasi Bogor, dan mempromosikan konektivitas kawasan.