REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi Indonesia akan mengedepankan isu mengenai rendahnya akses perbankan di sebagian besar negara anggota Asia-Pasific Economic Coorperation (APEC). Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo, Freddy H Tulung mengatakan isu ini pantas diperjuangkan mengingat akses perbankan merupakan dasar kegiatan ekonomi regional. "Bahkan yang paling sederhana, bank account saja tidak punya. Gimana mau ngomongin kredit dan investasi?," ujarnya di Restoran Nusa Dua, Senayan, Senin (30/9).
Melalui APEC, Indonesia juga akan mengatur strategi guna menghadapi krisis ekonomi dunia. Penanganan krisis sejauh ini menggunakan pendekatan bilateral dan multilateral, yang belum memberikan hasil yang maksimal. Dari pertemuan ini, diharapkan akan muncul pendekatan regional yang bermanfaat untuk seluruh anggota APEC.
Untuk Indonesia sendiri, ada tiga keuntungan yang ingin diraih melalui forum APEC. Pertama, liberalisasi pasar melalui perdagangan. Hal ini mengingat bahwa 55 persen perekonomian di dunia dikuasai oleh negara APEC. Selain itu, negara APEC berisikan 40 persen penduduk dunia. "Ini adalah pasar yang cukup besar," ujarnya kepada ROL.
Selanjutnya, Indonesia akan berjuang agar semua negara mendapatkan fasilitas yang sama. Selama ini diakui masih ada kesenjangan yang terjadi antara negara maju dan negara berkembang dalam lingkup APEC. "Terakhir, kita akan bangun capacity building, yang fungsinya untuk memanfaatkan kekuatan ekonomi di negara maju, agar bisa menambal kelemahan di negara berkembang," katanya.