REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Afrika berencana memperluas sektor perbankan syariah selama dua dekade mendatang. Pasalnya jumlah umat Islam di benua tersebut tumbuh dari 240 juta orang menjadi sekitar 400 juta orang.
Di Nigeria, misalnya, 80 juta orang adalah Muslim. Namun yang pertama benar-benar berkomitmen mempraktikkan perbankan syariah adalah Jaiz Bank yang dibuka pada 2012. Kini bank tersebut mempunyai 10 cabang.
Bank-bank lain juga telah menawarkan produk syariah untuk membantu nasabah menjalankan hukum Islam.
Tidak seperti bank konvensional, perbankan syariah beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah yang melarang penerimaan bunga tertentu atau biaya untuk pinjaman uang. Selain itu, bank syariah juga ketat mengikuti aturan dan tidak berinvestasi dalam bisnis yang menyediakan jasa atau produk yang dianggap berdosa.
Perbankan syariah menawarkan kesempatan bagi bank yang ada di Afrika. Setelah menambahkan produk perbankan syariah dalam bisnisnya, Bank Teluk Afrika di Kenya mengalami pertumbuhan laba bersih 154 persen.
Standard Chartered PLC juga akan segera mulai menawarkan produk perbankan syariah di Kenya. Melihat banyaknya bank di Afrika yang mulai merangkul praktik syariah, badan pengatur berebut mengeluarkan pernyataan kebijakan dan aturan syariah.
Pada Maret lalu, Nigeria membawa pedoman baru untuk membantu menangani penerbitan sukuk. Sebulan kemudian, dibentuk pula pedoman untuk praktik asuransi syariah.
Industri perbankan syariah di Kenya mencerminkan fakta bahwa bangsa tersebut sejak 2011 telah membuat perubahan peraturan dan bekerja pada beberapa produk syariah yang lebih kompleks, seperti investasi real estate.
Afrika Selatan yang merupakan negara ekonomi terbesar di Afrika dan rumah bagi sekitar 750 muslim, telah menulis ulang Undan-Undang Perpajakan untuk memastikan produk syariah lebih transparan.
Uganda, Botswana dan Zambia juga ingin membuat perubahan peraturan untuk menumbuhkan sektor perbankan syariah mereka.