Senin 23 Sep 2013 12:18 WIB

IDB Hentikan Sementara Penerbitan Sukuk Global

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Sukuk (ilustrasi).
Foto: alhudacibe.com
Sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Bank Pembangunan Islam (IDB) tidak akan lagi pergi ke pasar internasional untuk mengeluarkan sukuk globalnya pada 2013 ini. Penerbitan sukuk terakhir tahun ini telah IDB dilakukan pada Mei lalu, yakni Sukuk Wakala senilai 1 miliar dolar AS dengan tingkat keuntungan 1,5 persen per tahun.

Meski begitu, Presiden IDB, Ahmad Muhamed Ali mengatakan IDB masih memungkinkan menerbitkan sukuk dalam skala swasta (private placement). IDB memiliki strategi tersendiri dalam mengeluarkan sukuk. “IDB pergi ke pasar setiap setahun dengan satu penerbitan sukuk internasional,” ujarnya seperti dikutip Saudi Gazette, Senin (23/9).

Penerbitan sukuk global akan kembali dilakukan IDB pada 2014. “Mudah-mudahan dengan ukuran yang sama (1 miliar dolar AS),” ucapnya.

Ali berujar sulit menilai ukuran penerbitan sukuk tahun depan karena kondisi pasar cepat berubah. Namun IDB akan terus mengeluarkan sukuk berlevel swasta untuk melengkapi kegiatan mobilisasi sumber daya IDB. Bank tersebut juga memiliki mandat tambahan untuk mengeluarkan sukuk mata uang lokal di negara-negara yang dipilih.

Sejauh ini IDB telah menerbitkan sukuk di Malaysia berdenominasi ringgit dan Singapura dalam denominasi dolar Singapura. IDB saat ini sedang menjajaki kemungkinan menerbitkan sukuk dalam dolar Hong Kong, lira Turki dan sterling Inggris.

“Kami telah mempertimbangkan menerbitkan sukuk di pasar sterling, namun masalah utamanya adalah bagaimana memanfaatkan dana hasil penerbitan sukuk tersebut. Kami masih mendiskusikan hal ini dengan bank-bank Inggris sekarang,” kata Ali.

IDB pun telah membahas masalah tersebut dengan Menteri Inggris ketika datang berkunjung ke London. Ali mengatakan Grup IDB akan berpartisipasi dalam Forum Ekonomi Islam Dunia atau World Islamic Economic Forum (WIFE) 2013 di London pada akhir Oktober. Ini pertama kalinya WIEF diadakan di luar negara Muslim dan mampu mendorong konektivitas lebih besar antara industri keuangan syariah dan sektor bisnis halal global yang berpotensi melebihi nilai 1 triliun dolar AS.

Ali mengungkapkan pada saat kunjungan ke Tunisia beberapa waktu lalu, IDB bersedia menjamin penerbitan sukuk Tunisia. Sayangnya, meski sudah ada  jaminan ini, pemerintah Tunisia belum membuat aplikasi formal untuk menerima tawaran tersebut dan mengeluarkan sukuk.

Grup IDB berambisi mencapai target 20 persen untuk perdagangan intra-syariah pada 2015. Saat ini persentase perdagangan intra-syariah sekitar 17,5 persen. “Saya tidak berpikir IDB bisa mencapai target 20 persen, tapi kami yakin pencapaian kami melebihi 19 persen,” kata Ali. IDB menargetkan target perdagangan intra-syariah mencapai target 30 persen pada 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement