REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve (the Fed) batal menarik stimulus quantitative easing (QE) di negara berkembang. Anggota komisi XI DPR RI Nusron Wahid menilai ini merupakan baik bagi ekonomi indonesia.
"Ini merupakan angin segar karena dana tidak jadi keluar," kata Nusron kepada ROL di jakarta,kamis (19/9). Penundaan ini akan mendorong pada penguatan rupiah dan kembalinya laju ekonomi indonesia.
Namun demikian, ditundanya tapering oleh the Fed bukan berarti Indonesia berdiam diri. Indonesia perlu mempertahankan fundamental makroekonomi tetap positif. Tidak dipungkiri dalam jangka waktu pendek indonesia memerlukan dana ini. Hanya ke depan indonesia perlu memperbaiki diri agar ekonomi tidak tergantung dengan dana asing.
Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta mengatakan Indonesia terlalu terpengaruh dengan sentimen negatif yang muncul dari ekonomi global. Hal ini terlihat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS langsung melemah begitu rencana disampaikan. Nilai tukar beberapa negara tidak terpengaruh rencana the Fed yang akan menarik stimulusnya. Nilai tukar merupakan basis kemandirian ekonomi indonesia. "Ini berarti kemandirian ekonomi kita sudah bergantung pada orang lain," kata Arif.