Kamis 19 Sep 2013 10:38 WIB

Inggris Dorong London Jadi Pusat Keuangan Syariah Barat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Jam Big Ben di Kota London, Inggris.
Jam Big Ben di Kota London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Inggris mendorong bank-bank di London untuk lebih mengembangkan produk syariah. Hal ini bertujuan untuk memposisikan London sebagai pusat keuangan syariah di dunia Barat, di mana aset keuangan syariah diprediksi mencapai 2,6 triliun dolar AS pada 2017.

Dengan membangun London sebagai eksportir jasa keuangan terkemuka, Ingris berharap dapat meningkatkan tantangan ke pusat-pusat keuangan syariah seperti Dubai dan Kuala Lumpur. “Kami ingin menjadi sektor keuangan syariah terkemuka di luar dunia Muslim,” kata Wakil Walikota London, Edward Lister seperti dikutip dari Ahram Online, Kamis (19/9).

Keuangan  syariah yang mengikuti prinsip-prinsip keagamaan seperti larangan bunga dan perjudian ini memainkan peran penting di dunia internasional. Pasalnya investor minyak dan gas dari negara-negara Islam kaya menempatkan uang mereka untuk bekerja di luar negeri .

Kekuatan keuangan syariah Inggris didukung oleh beberapa menteri dan tokoh industri. Mandat mengembangkan keuangan syariah  seiring dengan digelarnya World Islamic Economic Forum (WIEF) pada Oktober mendatang. London diminta memfasilitasi bisnis keuangan syariah, termasuk investasi infrastruktur Inggris dengan dana syariah.

Tahun lalu, forum diadakan di Malaysia dan menghabiskan anggaran hingga 8,6 miliar dolar AS. Inggris adalah negara pertama di luar negara Muslim yang mendapat kehormatan menggelar acara tahunan ini.

Keuangan syariah telah memainkan peran dalam beberapa transaksi besar di London, misalnya investor Qatar mengambil bagian dalam pendanaan Menara Kota Shard menara kota , Harrod Department Store dan perkampungan atlet Olimpiade musim panas yang digunakan tahun lalu. Sebuah konsorsium Malaysia juga menjadi ujung tombak pembangunan kembali pembangkit listrik Battersea London. Malaysia merupakan investor terbesar kedua di pasar real estate di London setelah  Amerika Serikat .

Untuk menunjukkan keseriusannya, London membentuk satuan tugas (satgas) untuk membantu perkembangan keuangan syariah. “Satgas baru saja dimulai dan tujuannya adalah memudahkan bank di London untuk memiliki produk syariah yang masih tergolong baru,” ujar Lister.

Saat ini, kata Lister, orang-orang mulai memahami produk keuangan syariah dan banyak perusahaan mulai memperkenalkan produk tersebut. Maybank Islamic, cabang dari bank terbesar Malaysia Malayan Banking Bhd telah meluncurkan produk KPR syariah berdenominasi poundsterling.

Inggris saat ini memiliki 22 lembaga keuangan syariah di mana lima diantaranya adalah bank yang sepenuhnya syariah (full fledge). London juga memiliki 30 firma hukum yang menawarkan keahlian di sektor tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement