Kamis 12 Sep 2013 23:49 WIB

Kenaikan BI Rate Mengejutkan

Rep: Satya Festiani/ Red: Mansyur Faqih
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan BI rate kali ini dinilai mengejutkan. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,25 persen. Sejalan dengan hal tersebut BI merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 menjadi 5,5 sampai 5,9 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah mengatakan, kenaikan suku bunga tersebut langkah lanjutan penguatan bauran kebijakan BI yang difokuskan untuk pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar rupiah dan memastikan berlangsungnya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sustainable.

"Langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan kondisi fundamental terus dilakukan serta didukung upaya penguatan operasi moneter dan pendalaman pasar valas," ujar Difi, Kamis (12/9).

BI melihat berbagai kebijakan yang telah ditempuh sebelumnya akan mempercepat penyesuaian defisit transaksi berjalan dan mengendalikan inflasi menuju sasaran 4,5±1 persen pada 2014. BI juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan FKSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional, khususnya dalam pengendalian inflasi, stabilitas pasar keuangan, serta penurunan defisit transaksi berjalan dan kesehatan neraca pembayaran. 

Sejalan dengan hal tersebut, BI merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 menjadi 5,5-5,9 persen, dari semula 5,8-6,2 persen. Perlambatan ekonomi tersebut terlihat dari berbagai hasil survei yang dilakukan oleh BI. Seperti survei penjualan eceran dan survei keyakinan konsumen. 

Survei tersebut mengindikasikan, konsumsi rumah tangga cenderung melambat pada semester II-2013. BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 menjadi dalam kisaran 5,8-6,2 persen, dari semula 6,0-6,4 persen.

Ekonom menilai kenaikan BI rate kali ini mengejutkan. Ekonom PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI), Ryan Kiryanto, mengatakan BI rate sebaiknya tidak naik jika September diperkirakan deflasi. "Mestinya kalau masih terjadi deflasi, BI rate tidak naik," ujar Ryan. Ia memperkirakan kenaikan BI rate untuk mencegah ekspektasi inflasi.

Kenaikan BI rate akan mendorong perbankan untuk menaikan bunga simpanan yang akhirnya mendorong kenaikan bunga kredit. "Harapannya semoga bank-bank tidak latah naikkan bunga lagi karena mungkin saja bunga kredit sudah dinaikkan bulan lalu saat BI rate naik bertahap dan terakumulasi menjadi 125 poin," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement