REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan diduga mendapatkan tekanan dari para importir nakal terkait ketidaktegasannya menghadapi persoalan lonjakan harga pangan terutama kedelai, kata Sekjen HKTI Benny Pasaribu.
"Saya khawatir Mendag saat ini berada dalam tekanan importir nakal atau bahkan partai politik tertentu," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Benny Pasaribu di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hal itu terindikasi dari cara Mendag yang tidak tegas bahkan terkesan ragu dalam mengambil sikap terkait fluktuasi harga pangan khususnya daging yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Benny mengatakan, kunci untuk menyetabilkan harga daging pada dasarnya ada di tangan pemerintah melalui Mendag. "Kalau dia memang prorakyat seharusnya dia tegas mengambil kebijakan dan tidak membiarkan hal ini terus berlarut-larut," katanya.
Ia menyarankan untuk menekan praktik kartel yang menyebabkan harga pangan mengalami lonjakan di luar kewajaran dengan cara menerapkan kebijakan tarif bukan kuota impor.
"Lakukan dengan kebijakan tarif atau kalau tidak, cabut izin impor dan berikan kepada Bulog dan koperasi," kata Mantan Ketua KPPU itu.
Pemberlakukan kebijakan tarif pun menurut dia harus diterapkan dengan tarif yang tinggi sehingga produksi dalam negeri bisa diberdayakan. "Sebenarnya kita bisa swasembada kedelai, berikan bibit unggul dan pupuk kepada petani kalau perlu gratiskan. Tiga bulan saja bisa panen," katanya.