REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia turun tajam untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran kemungkinan serangan militer Amerika Serikat terhadap Suriah berkurang.
Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 2,13 dolar AS menjadi ditutup pada 107,39 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober merosot 2,47 dolar AS menjadi menetap pada 111,25 dolar AS per barel di perdagangan London.
Suasana di pasar telah bergeser, sejak Rusia pada Senin mengusulkan bahwa seluruh persediaan senjata kimia Suriah bisa dibawa di bawah pengawasan internasional dalam upaya untuk mencegah ancaman serangan militer AS.
Pasar saham AS naik pada Senin dan reli pada Selasa, sementara harga minyak telah jatuh karena prospek aksi militer AS telah menurun."Secara jelas berita tentang Suriah mengendalikan harga," kata James Williams dari WTRG Economics. "Kami telah kehilangan sebagian dari premi risiko Suriah."
"Semua akan bersatu untuk menghindari serangan militer, yang merupakan bagian besar dari alasan kenaikan WTI," kata John Kilduff, seorang pedagang di Again Capital.
Acuan kontrak New York pada pekan lalu melesat hingga mencapai 110,53 dolar AS per barel akibat ketegangan Suriah, tingkat tertinggi sejak Mei 2011.
Para analis mencatat bahwa penurunan harga minyak terjadi pada Selasa meski laporan ekonomi "bullish" (bergairah) datang dari China, pasar penting untuk pertumbuhan konsumsi minyak.
Produksi industri Cina naik pada laju tercepat dalam 17 bulan pada Agustus, pihak berwenang mengatakan Selasa, serangkaian indikator ekonomi terbaru lebih baik dari perkiraan menunjukkan sebuah kenaikan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.